Posisi China soal Taiwan memang sudah jelas dan tak pernah berubah: pulau itu adalah bagian tak terpisahkan dari China. Di sisi lain, pemerintah Taiwan menolak klaim tersebut. Bagi mereka, masa depan Taiwan harus ditentukan sendiri oleh rakyat yang tinggal di sana.
Akibat pernyataan Takaichi ini, hubungan kedua negara langsung renggang. China pun tak segan mengambil langkah-langkah tegas. Mereka mengimbau warganya untuk menunda perjalanan ke Jepang, menghentikan sementara impor produk laut, hingga membatalkan penayangan dua film Jepang di bioskop-bioskop China. Tindakan ini menunjukkan betapa seriusnya Beijing memandang masalah ini.
Fu Cong menuntut Jepang untuk segera menghentikan segala bentuk provokasi. Ia juga meminta Takaichi menarik kembali pernyataannya yang dinilai sebagai tantangan terbuka terhadap kepentingan nasional China.
Di balik semua ini, China kerap merujuk pada Deklarasi Postdam dan Kairo sebagai dasar hukum klaimnya atas Taiwan. Meski begitu, banyak pengamat yang berpendapat bahwa dokumen-dokumen tersebut lebih bersifat pernyataan niat dan tidak benar-benar mengikat secara hukum. Namun bagi Beijing, argumen historis ini tetap menjadi fondasi yang kokoh untuk posisinya bahwa Taiwan dan wilayah lain yang pernah diduduki Jepang harus kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Artikel Terkait
Gelembung Sabun dan Tawa: Potret Bahagia di Sela Hiruk-Pikuk Ibu Kota
Inara Rusli Dijerat Laporan Hukum di Balik Dugaan Skandal Asmara
Kisah Misterius di Balik Kematian Dosen Untag, Polisi Selidiki Keterangan Kekasih
Pencarian Dua Korban Longsor Cilacap Diakhiri, Keluarga Pasrah