Begitu salat usai, Purboyo buru-buru meninggalkan ruangan. Ia kemudian menuju kantor takmir masjid, ditemani oleh KRT Muhammad Muhtarom, sang Ketua Takmir yang juga menjabat sebagai Penghulu Tafsir Anom. Di sana, mereka berbincang santai seputar manuskrip sejarah keraton.
Sementara itu, Hangabehi memilih untuk langsung berjalan kaki pulang. Rupanya, ia sudah sempat bersilaturahmi ke kantor takmir pada pekan sebelumnya, jadi tak perlu mampir lagi.
Saat sejumlah wartawan mencoba menanyakan tanggapannya tentang penobatan adiknya beberapa hari lalu, Hangabehi hanya menggeleng halus.
Kedua raja yang berselisih itu akhirnya meninggalkan Masjid Agung dengan damai, tanpa insiden. Jamaah lain pun bubar, meninggalkan masjid yang kembali sunyi, meski pertanyaan tentang siapa pemegang sah takhta Surakarta masih menggantung di udara.
Artikel Terkait
Aksi Bakar Al-Quran di Dearborn Picu Ketegangan Politik
Kasus Munir Kembali Menghantui, Muchdi Purwoprandjono Diperiksa Ulang
Misteri Kematian Dosen UNTAG: Saksi Kunci dari Kalangan Polisi
Densus 88 Galakkan Sosialisasi IRET ke Pelajar Aceh