Sudah dua puluh satu tahun lamanya SN (47) meninggalkan kampung halamannya di Temanggung dengan harapan bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia di Malaysia. Tapi harapan itu berubah jadi mimpi buruk. Bukannya mendapat nafkah, ia malah dikurung majikannya, putus kontak dengan sanak keluarga, mengalami penyiksaan, dan yang paling pahit—tak pernah menerima gaji sedikit pun selama dua dekade lebih.
Namun begitu, nasibnya berubah pada 19 Oktober lalu. Berkat laporan dari anak sang majikan, Kepolisian Malaysia akhirnya bergerak menyelamatkannya. Setelah bebas, momen yang paling dinantikan pun tiba: SN akhirnya bisa menghubungi keluarganya di Temanggung setelah 21 tahun terputus sama sekali.
"Kemarin mereka sudah video call. Ada anaknya, sepupu, bahkan dia sudah punya cucu yang umurnya sekitar 8 atau 9 tahun. Jadi ya suasana haru, tangis-tangisan saja," tutur Duta Besar RI untuk Malaysia, Dato' Indera Hermono, ketika diwawancarai Kamis (20/11). Ia menggambarkan reuni virtual itu dengan nada haru.
Awalnya, identitas SN sama sekali tak diketahui. Dari anak majikanlah polisi mendapat petunjuk bahwa korban adalah WNI. Proses identifikasi kemudian dilakukan di KBRI Malaysia pada 30 Oktober menggunakan data biometrik. Tapi ternyata, data SN tidak ada dalam sistem keimigrasian Indonesia. Menurut pengakuannya, SN pernah mengurus paspor di tahun 2004—dan ia masih ingat nomornya.
Langkah selanjutnya, Atase Polri mengambil sidik jari SN dan mengirimkannya ke Pusat Inafis dan Identifikasi Polri di Indonesia. Dari sanalah terungkap bahwa SN benar warga negara Indonesia yang berdomisili di Temanggung. Polres Temanggung pun turun tangan, mendatangi alamat keluarganya, dan mengonfirmasi identitas SN.
“Selama 21 tahun itu, dia enggak pernah kontak keluarga. Waktu berangkat ke Malaysia, anaknya masih umur 5 tahun,” kata Hermono lagi.
Momen video call yang mengharukan itu disaksikan langsung oleh Hermono dan petugas Kepolisian Malaysia yang mengantarnya ke KBRI. “Saya lihat sendiri, polisi yang antar pun ikut terharu, sampai menangis melihat mereka video call,” kenangnya.
Artikel Terkait
Kobaran Api Ganggu Perundingan Alot di KTT Iklim Brasil
Kebakaran di RS PMC Subang, Pasien Dievakuasi Usai Korsleting Landa Ruang Petugas
Polisi dengan Riwayat Skizofrenia Amuk Warga di Depan Polda Sumut
25 Demonstran Dihadiahi Dakwaan JPU Usai Ricuh Gedung DPR