Netanyahu Dituding Gunakan Retorika Holocaust untuk Alat Propaganda, Picu Gelombang Penyangkalan Baru

- Selasa, 04 November 2025 | 11:00 WIB
Netanyahu Dituding Gunakan Retorika Holocaust untuk Alat Propaganda, Picu Gelombang Penyangkalan Baru

Analisis: Netanyahu dan Penggunaan Retorika Holocaust Pasca Serangan 7 Oktober

Sebuah analisis mendalam dari media Israel, Ein Hashbeit, mengungkap bagaimana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diduga mengubah makna suci Holocaust menjadi alat propaganda politik. Artikel yang ditulis oleh Shuki Tausig ini menyoroti bagaimana langkah ini justru memicu gelombang penyangkalan Holocaust dan sentimen anti-Semitisme baru, khususnya di kalangan ekstrem kanan Barat.

Dakaan ICC dan Pergeseran Narasi Netanyahu

Netanyahu, yang menghadapi dakwaan kejahatan perang dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC), disebut-sebut mulai membangun "jalan keluar politik" dari kegagalan keamanan terbesar Israel. Salah satu alat utama yang digunakan adalah dengan menyamakan serangan Badan Al-Aqsa yang dilancarkan Hamas dengan peristiwa Holocaust. Tindakan ini dinilai sebagai pelanggaran terhadap kesakralan Holocaust dalam kesadaran kolektif Yahudi, yang selama ini dianggap sebagai peristiwa langka dan tak tertandingi.

Mekanisme Propaganda dan Pelanggaran Tabu

Melalui apa yang dikenal sebagai "mesin racun" di Israel, Netanyahu dikabarkan melanggar larangan untuk membandingkan Holocaust dengan peristiwa lain. Langkah ini digambarkan sebagai "penyembelihan sapi suci" demi kepentingan politik pribadi. Tujuannya jelas: melepaskan tanggung jawab atas kegagalan intelijen dan keamanan, serta membenarkan perang panjang di Gaza.

Dampak pada Opini Publik dan Legitimasi Perang


Halaman:

Komentar