Ancaman Strategis Turki bagi Israel: Analisis dan Pernyataan Pejabat

Peta geopolitik Timur Tengah terus berubah, dan Israel kini menghadapi tantangan eksistensial baru. Ancaman ini tidak datang dari kekuatan militer konvensional, melainkan dari pengaruh strategis Turki yang semakin meluas di bawah kepemimpinan Recep Tayyip Erdogan.

Ankara secara sistematis memperkuat posisinya sebagai kekuatan Sunni utama melalui diplomasi aktif, dukungan terhadap Hamas, dan peran mediator dalam konflik Gaza. Manuver ini secara langsung mengikis pengaruh tradisional Israel di kawasan.

Banyak analis menilai ancaman dari Turki justru lebih kompleks dan berbahaya daripada konfrontasi bersenjata langsung. Hal ini dikarenakan sifatnya yang multilateral, melibatkan soft power, dan mendapatkan legitimasi internasional. Situasi ini berpotensi mengisolasi Israel secara diplomatik sambil memperkuat blok perlawanan Palestina dengan sumber daya dan dukungan politik yang signifikan.

Berikut adalah pernyataan-pernyataan penting dari sejumlah pejabat dan tokoh Israel yang mengidentifikasi Turki sebagai ancaman strategis.

1. Amichai Chikli, Menteri Urusan Diaspora Israel

Amichai Chikli, anggota partai Likud, menyatakan bahwa Israel harus memusatkan perhatian pada Turki setelah Iran. Dalam sebuah wawancara televisi pada September 2025, Chikli mengatakan, "Turki harus menjadi target berikutnya," dan menyarankan agar Israel meluncurkan kampanye media internasional terhadap Turki.

2. Israel Katz, Menteri Luar Negeri Israel

Israel Katz secara terbuka menyerukan NATO untuk mengusir Turki dari aliansi militer tersebut. Seruan ini dilayangkan sebagai respons atas ancaman Presiden Erdogan yang akan mengirim pasukan ke Israel. Pada Juli 2024, Kementerian Luar Negeri Israel menginstruksikan para diplomatnya untuk berinteraksi dengan semua anggota NATO guna menyerukan pengutukan dan pengusiran Turki.