Gempa M 8,8 Guncang Rusia Picu Tsunami, Jepang Tutup Fasilitas Nuklir Fukushima

- Rabu, 30 Juli 2025 | 14:15 WIB
Gempa M 8,8 Guncang Rusia Picu Tsunami, Jepang Tutup Fasilitas Nuklir Fukushima


Sebagai bagian dari pengamanan, Bandara Sendai ditutup untuk sementara waktu, dan 41 jalur kereta api dihentikan operasinya guna mendukung kelancaran evakuasi serta menghindari potensi risiko saat gelombang datang.


Dampak ke Reaktor Nuklir Fukushima

Sebagai langkah antisipatif terhadap potensi ancaman tsunami, seluruh pekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi telah dievakuasi.


Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi adalah kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang terletak di Ōkuma, Prefektur Fukushima, Jepang.


Reaktor ini menjadi sorotan dunia setelah mengalami bencana nuklir besar pada 11 Maret 2011, akibat gempa bumi dan tsunami dahsyat yang melanda wilayah Tōhoku.


Operator fasilitas, TEPCO, mengonfirmasi bahwa tidak ada gangguan atau kelainan terdeteksi pada sistem reaktor.


Meski demikian, proses pemantauan ketat tetap diberlakukan untuk memastikan keselamatan seluruh sistem dan mencegah terjadinya krisis serupa seperti tragedi tahun 2011.


Lebih jauh, pemerintah Jepang mengambil keputusan untuk menghentikan sementara proses pembuangan air olahan radioaktif ke laut.


Langkah ini diambil sebagai bentuk kehati-hatian dan untuk merespons kekhawatiran publik terhadap kemungkinan dampak lingkungan di tengah ancaman tsunami.


Jepang melepas air limbah dari PLTN Fukushima ke laut setelah melalui proses pengolahan dan pengenceran agar dinyatakan aman.


Air ini berasal dari sistem pendinginan reaktor pasca gempa dan tsunami tahun 2011, dan kini jumlahnya telah mencapai sekitar 1,3 juta ton.


Pelepasan air limbah dari PLTN Fukushima Daiichi ke Samudra Pasifik dimulai pada 24 Agustus 2023.


Air tersebut telah diolah menggunakan sistem Advanced Liquid Processing System (ALPS) untuk menghilangkan sebagian besar zat radioaktif.


Setelah itu, air diencerkan agar kadar tritium berada di bawah batas standar internasional sebelum dilepas secara bertahap selama sekitar 30 tahun.


Proses ini melibatkan teknologi ALPS yang menyaring hampir semua unsur radioaktif, kecuali tritium.



Tritium kemudian diencerkan dalam air laut agar mencapai tingkat yang dinilai aman sebelum dilepas ke laut secara berkala.


Meski Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa langkah ini aman dan sesuai standar, sejumlah negara tetangga dan kelompok nelayan Jepang menyuarakan kekhawatiran.


Mereka khawatir terhadap potensi dampak jangka panjang bagi laut, ekosistem, dan kesehatan publik.


Situasi Terkini di Hawaii


Di Hawaii, otoritas lokal bergerak cepat dengan melakukan evakuasi pesisir, menutup pelabuhan dan menyebarkan imbauan melalui sirene dan media lokal.


Penduduk diminta tetap waspada dan mengikuti arahan evakuasi dari petugas setempat.


Peristiwa ini menyoroti betapa rentannya wilayah-wilayah di sekitar Cincin Api Pasifik terhadap ancaman gempa megathrust dan tsunami.


Koordinasi antarnegara, sistem peringatan dini, dan langkah tanggap darurat terbukti krusial dalam meminimalkan risiko terhadap manusia dan lingkungan.


Waspada di Cincin Api Pasifik


Meski tidak ada laporan korban jiwa serius sejauh ini, otoritas Rusia tetap mengimbau masyarakat untuk menjauhi pantai hingga peringatan tsunami dicabut.


Peristiwa ini kembali mengingatkan bahwa kawasan Cincin Api Pasifik menyimpan potensi besar terhadap bencana megathrust.


Megathrust adalah jenis gempa bumi besar yang terjadi di zona subduksi, yaitu wilayah di mana satu lempeng tektonik menunjam ke bawah lempeng lainnya.


Istilah “megathrust” merujuk pada patahan dorong besar (thrust fault) yang menjadi titik kontak antar-lempeng tersebut.



Cincin Api Pasifik atau Pacific Ring of Fire adalah wilayah berbentuk tapal kuda yang mengelilingi Samudra Pasifik, dikenal sebagai zona paling aktif secara geologis di dunia.


Daerah ini menjadi tempat terjadinya gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami yang sangat sering terjadi.


Kesiapsiagaan warga, sistem peringatan dini dan evakuasi cepat adalah kunci mengurangi risiko dari bencana yang datang tanpa peringatan panjang


Sumber: Tribunnews 

Halaman:

Komentar