Ibu, Saya Tak Bisa Berhenti Mencium Bau Mayat: Fenomena Gangguan Jiwa Puluhan Ribu Tentara Israel

- Senin, 07 Juli 2025 | 15:35 WIB
Ibu, Saya Tak Bisa Berhenti Mencium Bau Mayat: Fenomena Gangguan Jiwa Puluhan Ribu Tentara Israel




MURIANETWORK.COM  - Depresi dan gangguan jiwa menghinggapi psikis para tentara Israel dampak Perang Gaza.


Situs berita Israel, Walla! News mengungkapkan, kasus terbaru terjadi pada seorang tentara Israel yang dilaporkan bunuh diri setelah dua orang temannya terbunuh pada pada serangan 7 Oktober Hamas, saat ia masih bertugas di militer.


Secara rinci, situs web tersebut menyatakan, sang tentara Israel itu merupakan prajurit cadangan (reserve division) DA alias Daniel.




"Dia bunuh diri setelah ia tidak mampu lagi menanggung trauma psikologis yang dideritanya akibat keterlibatannya dalam perang di Gaza dan Lebanon," tulis laporan tersebut.


Laporan itu menyatakan bahwa Daniel kehilangan dua orang sahabatnya pada tanggal 7 Oktober dan belum mampu melupakan kejadian itu.


Dia juga belum mampu melupakan kejadian mengerikan yang disaksikannya selama bertugas dalam perang.


Disebutkan, dia ikut serta saat mengangkut jenazah tentara Israel yang tewas di Gaza.


Situs web tersebut mengutip pernyataan ibu sang tentara:


“Dia biasa berkata kepada saya, ‘Bu, saya tidak bisa berhenti mencium bau mayat.’”


Laporan tersebut menunjukkan, meskipun telah menerima perawatan psikologis dan meminta untuk dirawat di rumah sakit jiwa, ia diberi tahu bahwa ia harus menunggu. 


Namun, ia tidak dapat menahan diri dan bunuh diri di sebuah hutan dekat kota Safed.


Ibunya menuntut agar putranya diberi pemakaman militer, dengan mengatakan, "Dia tidak sanggup menahan rasa sakitnya, tetapi dia pantas dihormati atas apa yang telah dilakukannya."



Puluhan Ribu IDF Kena PTSD


Wakil Direktur Kementerian Pertahanan Israel, Jenderal Limor Luria, yang mengepalai Departemen Rehabilitasi kementerian, mengindikasikan fenomena Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau Gangguan Stres Pascatrauma.


PTSD adalah kondisi kesehatan mental yang bisa terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis yang sangat menakutkan atau mengancam. Peristiwa traumatis ini bisa berupa kecelakaan serius, bencana alam, kekerasan, atau pengalaman perang. 


Pada April lalu, Luria menyatakan prajurit yang berjuang melawan PTSD menyebut hari libur dan hari peringatan sebagai hal yang sangat melelahkan, terlebih lagi selama masa perang.


Tahun ini, Paskah, Hari Peringatan Holocaust, Hari Peringatan, dan Hari Kemerdekaan semuanya jatuh pada bulan April silam, memperburuk risiko penurunan kesehatan mental.


Efrat Shaprot, CEO NATAL, lembaga nirlaba Israel yang menyediakan dukungan psikologis dan emosional kepada korban perang dan teror, menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran menjelang hari raya.


“Kita selalu melihat peningkatan kesulitan selama periode ini, terutama di tengah perang,” katanya.


Halaman:

Komentar