Foto satelit memperlihatkan barisan panjang truk dan alat berat yang tampaknya digunakan untuk menutup terowongan utama dan memindahkan muatan dari dalam fasilitas.
Truk-truk ini terlihat mengarah ke jalur utama masuk ke kompleks bawah tanah, yang dibangun sekitar 80 meter di bawah permukaan lereng gunung.
"Satu-satunya kesimpulan logis adalah bahwa Iran sudah mengantisipasi serangan dan memindahkan stok sensitifnya," ujar Lewis.
Serangan Besar, Tapi Tidak Menyentuh Inti Masalah
Operasi militer dengan nama sandi "Operation Midnight Hammer" itu melibatkan 7 pesawat B-2 Spirit yang menjatuhkan bom penghancur bunker seberat 30.000 pon (Massive Ordnance Penetrators).
Selain itu, lebih dari 24 rudal jelajah diluncurkan dari kapal selam AS, menyasar bangunan dan pintu masuk fasilitas bawah tanah di Isfahan.
“Operasi yang dirancang Presiden Trump sangat berani dan brilian,” ujar Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth.
Namun bagi para pakar, hasilnya tidak sebanding dengan klaim tersebut. Citra satelit memang menunjukkan enam lubang besar dan puing-puing hangus di sekitar Fordow, namun ventilasi bawah tanah, ruang sentrifugal, dan terutama gudang uranium belum dipastikan terkena.
Iran Bisa Bangkit Lagi
Menurut Albright, meski program nuklir Iran terpukul, namun bukan berarti mereka tidak bisa bangkit. Iran diduga masih memiliki ribuan sentrifugal cadangan yang belum dipasang, serta kemampuan teknis untuk memindahkan pengayaan ke lokasi rahasia lainnya.
"Program ini memang mengalami kemunduran serius, tetapi masih banyak potensi sisa yang berbahaya."
Dalam skenario terburuk, Iran hanya butuh waktu singkat untuk mencapai level pengayaan 90 persen, yaitu ambang batas untuk membuat senjata nuklir, jika semua komponen masih tersimpan dengan baik.
Satu-satunya Jalan: Diplomasi dan Inspeksi
Meski serangan militer menjadi opsi cepat yang diambil Trump, para pakar justru menyebut solusi jangka panjang terletak pada diplomasi dan kerja sama internasional.
Inspeksi tambahan dari IAEA dan kesediaan Iran untuk transparan menjadi kunci keberhasilan mengakhiri ancaman nuklir secara menyeluruh.
“Bahkan kampanye pengeboman yang paling brilian sekalipun, mungkin tidak akan membawa kita ke tujuan akhir,” tutup Lewis
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
MBS Terima Surat Rahasia Iran Sebelum Bertemu Trump: Apa Isi dan Maksudnya?
Ancaman Operasi Militer AS ke Venezuela: Maduro Peringatkan Gaza Baru di Amerika Selatan
Pemain Sepak Bola Israel Ditangkap Diduga Rudapaksa Turis AS, Netizen Geram!
Pemukim Yahudi Bakar Masjid dan Alquran di Tepi Barat, 2 Anak Tewas