“Jadi, jika kau mencintainya sampai ke inti dirimu, maka semua itu tidak akan berarti. Karena... kau bisa melakukan apa yang kalian cintai.”
Perjalanannya sendiri membuktikan hal itu. Karir Sweeney tidak instan. Ia mengawali dengan peran-peran kecil di serial seperti Grey's Anatomy dan Pretty Little Liars. Butuh proses bertahun-tahun sebelum akhirnya ia mendapat peran yang membawanya ke sorotan lewat The Handmaid's Tale dan Sharp Objects. Puncaknya tentu saja The White Lotus dan Euphoria yang membuat dunia mengenalnya.
Yang menarik, di balik semua tekanan audisi, justru di situlah letak kesenangannya. Sweeney mengaku sangat menikmati proses audisi. Baginya, itu adalah kesempatan emas untuk menjelajahi berbagai karakter yang berbeda-beda. Kegembiraan dalam proses itu, katanya, yang membuat segalanya tetap menyenangkan meski hasilnya belum tentu.
“Saya suka audisi, karena saya bisa mencoba semua karakter yang berbeda ini,” tuturnya dengan semangat.
Di sisi lain, ia kembali menegaskan pesan utamanya. Untuk para pemula yang baru mulai, pastikan motivasinya tulus. Cinta yang mendalam pada akting adalah bahan bakar untuk melewati semua rintangan.
“Jadi, saya rasa jika Anda adalah seorang aktor cilik dan ingin melakukannya, kamu hanya perlu memastikan bahwa kalian mencintainya,” tegasnya.
Saat ini, perhatian Sweeney tertuju pada The Housemaid, film psychological thriller yang juga ia produseri. Proyek ini semakin mengukuhkan posisinya bukan hanya sebagai bintang, tetapi juga sebagai kreator yang punya pengaruh di Hollywood. Sebuah pencapaian yang, lagi-lagi, berawal dari cinta pada proses.
Artikel Terkait
Pesan Misterius di Kulkas Pintar Picu Wanita Skizofrenia ke UGD
Vonislah Nikita Mirzani Bertambah: 6 Tahun Penjara Usai Banding
Konten Iseng Gading Marten dan ART-nya yang Berbuah Rezeki
Permainan Truth or Dare Berujung Pelecehan, Mahasiswi UNS Jadi Korban