Dua Pekan Usai Longsor dan Banjir, Warga Desa Terpencil di Sibolga Masih Berjuang: Dari Kelaparan Hingga Gatal di Kemaluan
Tim Insert Investigasi baru-baru ini menyambangi penampungan korban bencana di sekitar Kota Sibolga, Sumatra Utara. Suasana di sana masih jauh dari kata pulih. Padahal, hampir dua pekan sudah berlalu sejak tanah longsor dan banjir melanda.
Di desa-desa yang terpencil, bantuan ternyata belum juga sampai dengan layak. Rasanya seperti mereka terlupakan.
Ambil contoh kondisi di Kecamatan Tukka. Di sana, persoalan klasik pascabencana masih menjadi momok: kurangnya makanan dan yang paling krusial, air bersih. Sungguh miris.
“Air bersih sama sekali tidak ada. Kami cuma bisa mengandalkan air dari gunung, dan itu pun harus antre panjang untuk mendapatkannya,” keluh Maria, salah seorang warga, ketika ditemui tim Insert Investigasi pada Minggu (7/12).
Harapannya sederhana. “Sumber air untuk mandi dan minum itu jauh ke arah gunung. Kalau bisa pemerintah pasang pipa, biar kami nggak harus antre setiap hari,” ujarnya.
Keterbatasan itu memaksa warga mengambil jalan pintas yang berisiko. Maria dan tetangganya terpaksa memakai air sungai yang sudah keruh untuk keperluan sehari-hari, seperti mencuci pakaian.
Artikel Terkait
Abdullah Aladull, Pesulap Berprestasi di Balik Lamaran untuk Rara LIDA
Davina Karamoy Berharap Terhindar dari Fitnah di Tahun 2026
Siti Aminah, Bayi Angkat yang Hangatkan Rumah Tangga Dhani-Mulan
Azizah Salsha Dikritik Netizen, Wardatina Ungkap Penolakan Keluarga terhadap Poligami Insanul