Caranya mungkin terlihat sederhana, tapi penuh harap. Dengan mengandalkan indra penciuman, ia berusaha mendeteksi keberadaan korban di balik timbunan tanah. Setiap tusukan adalah sebuah doa, sebuah usaha untuk membawa pulang mereka yang hilang.
Suasana duka pun tak terhindarkan. Evakuasi jenazah dalam kondisi yang sudah tidak memungkinkan menjadi momen paling mengharukan bagi para petugas. Rasanya, beban itu terasa sangat berat di pundak mereka.
Keprihatinan itu juga terungkap dalam sebuah unggahan. Seorang anggota tim BPBD Aceh menyuarakan keputusasaan di lapangan.
"Aceh Utara sudah terdata 30 jenazah. Kami mohon, kami sudah 5 hari putus akses, komunikasi, BBM, semuanya. Anak bayi, orang tua kami, jenazah semuanya sudah tidak bisa diangkut," ucapnya.
Kata-katanya menggambarkan situasi yang benar-benar darurat. Isolasi dan keterbatasan logistik memperpanjang penderitaan, baik bagi korban yang menunggu diselamatkan maupun bagi keluarga yang merindukan kepastian.
Artikel Terkait
Putri Kim Jong Un Tumbuh Pesat, Sorotan Publik Beralih ke Kehidupan Istimewa Keluarga Pemimpin
Fahmi Bo Ungkap Perubahan Hidup Pasca Rujuk dengan Nita
Gus Miftah Gelontorkan Rp 1 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra yang Terlupakan
Suara Ledakan Mencekam di Mall Solo, Seorang Wanita Tewas Jatuh dari Lantai Empat