Kontroversi dan Mahkota: Kisah Kemenangan Fatima Bosch di Miss Universe 2025

- Jumat, 21 November 2025 | 22:40 WIB
Kontroversi dan Mahkota: Kisah Kemenangan Fatima Bosch di Miss Universe 2025

Di sinilah tekanan sesungguhnya muncul. Para finalis diuji dengan pertanyaan-pertanyaan berat, termasuk isu global apa yang akan mereka bawakan di hadapan PBB, serta bagaimana mereka akan memanfaatkan platform Miss Universe untuk pemberdayaan perempuan.

Jawaban Bosch sungguh menyentuh.

Kompetisi yang berlangsung selama tiga minggu ini memang melelahkan. Para delegasi harus berkeliling Thailand, mengikuti berbagai latihan dan acara sebelum akhirnya bertemu di malam puncak.

Profil Fatima Bosch: Lebih dari Sekadar Cantik

Perempuan kelahiran Santiago de Teapa, Tabasco, Meksiko pada 19 Mei 2000 ini ternyata punya segudang prestasi akademis. Dia lulusan Fashion & Apparel Design dari Universidad Iberoamericana di Meksiko. Tak cuma itu, Bosch juga menyempurnakan pendidikannya di Nuova Accademia di Belle Arti, Milan, dan Lyndon Institute, Vermont.

Passion-nya di dunia fashion sangat kuat, terutama untuk sustainable fashion atau mode berkelanjutan. Desain-desainnya sering memanfaatkan material sisa atau barang terbuang yang diolah menjadi karya bernilai.

Tapi mungkin yang paling menarik dari perjalanannya adalah advokasi untuk neurodivergen istilah untuk mereka yang punya cara kerja otak berbeda. Bosch sendiri mengaku memiliki ADHD dan disleksia, kondisi yang dulu membuatnya menjadi korban bullying semasa sekolah.

Di luar semua itu, ada sisi lain yang mungkin tak banyak orang tahu. Selama lebih dari 9 tahun, dia aktif menjadi relawan untuk anak-anak penderita kanker. Salah satu kegiatan rutinnya adalah pengumpulan mainan Natal tahunan di Oncology Hospital of Tabasco. Bukti bahwa kecantikan sejati memang berasal dari dalam hati.


Halaman:

Komentar