Soul Tie: Mengapa Kenangan Lama Masih Menghantui Meski Sudah Move On?

- Sabtu, 27 Desember 2025 | 00:06 WIB
Soul Tie: Mengapa Kenangan Lama Masih Menghantui Meski Sudah Move On?

Pernah enggak sih, kamu yakin sudah benar-benar move on? Gaya hidup sudah berubah, lingkaran pertemanan baru, bahkan mungkin ada orang baru yang menarik perhatian. Tapi anehnya, di saat-saat yang tak terduga bisa tengah malam sunyi atau justru di tengah keriuhan kumpul teman kenangan itu datang lagi. Seperti ada tarikan halus yang membawamu kembali ke masa lalu, padahal kamu lagi enggak mikirin dia sama sekali.

Perasaan yang aneh ini, ternyata punya namanya: Soul Tie atau Ikatan Jiwa. Konsep ini belakangan ramai dibicarakan karena seolah menjawab kegelisahan banyak orang. Kenapa ya, hubungan yang sudah jelas-jelas berakhir dan bahkan toxic, masih saja meninggalkan bekas yang dalam? Rasanya seperti ada ikatan yang susah diputus, meski akal sehat bilang sudah waktunya melupakan.

Soul Tie: Ikatan Jiwa atau Sekadar Keterikatan Emosional Biasa?

Dari kacamata spiritual, soul tie sering digambarkan sebagai ikatan energi. Dua jiwa yang pernah berinteraksi sangat intens seolah menyatu, meninggalkan sebagian diri pada satu sama lain. Ikatan itu terasa nyata, meski tak kasat mata.

Namun begitu, psikologi punya penjelasan yang lebih membumi. Fenomena ini sebenarnya adalah bentuk keterikatan emosional yang sangat kuat. Hubungan itu pernah menjadi segalanya: sumber rasa aman, pengakuan, dan alasan untuk bangun pagi. Wajar saja kalau otak dan hati kita butuh waktu ekstra lama untuk melepaskan kabel-kabel emosi yang sudah tertanam begitu dalam.

Jadi, istilah soul tie akhirnya melekat sebagai sebutan untuk keterikatan emosional yang tidak sehat. Ikatan yang bertahan melampaui akhir sebuah hubungan, dan seringkali tetap terasa menyakitkan.

Bagaimana Sebenarnya Ikatan Seperti Ini Bisa Terbentuk?

Ikatan yang dalam tidak muncul begitu saja dari percakapan ringan. Ia tumbuh dari kedekatan dan pengalaman emosional yang intens, yang bahkan memengaruhi kimia tubuh kita. Beberapa hal ini sering jadi pemicunya.

Hormon yang Bikin Nyaman. Kedekatan fisik dan emosional memicu pelepasan oksitosin, si hormon "rasa nyaman". Tanpa disadari, tubuh kita mulai menganggap sosok itu sebagai sumber utama perasaan aman dan tenang.

Berbagi Ingatan Inti. Saat kamu membongkar rahasia terdalam, ketakutan terbesar, dan mimpi-mimpi yang belum terceritakan, kamu sedang menyerahkan bagian dirimu yang paling rentan. Kehilangan orang itu terasa seperti kehilangan separuh diri, karena dialah yang paling paham isi kepalamu.

Di sisi lain, ada pola yang justru memperkuat ikatan dari hal yang tidak sehat.

Siklus Trauma Bonding. Hubungan penuh drama bertengkar hebat lalu berbaikan dengan manis bisa bikin candu. Roller coaster emosi ini memicu hormon stres dan kelegaan secara bergantian. Itulah sebabnya hubungan yang paling menyiksa justru sering kali paling sulit untuk ditinggalkan.


Halaman:

Komentar