Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi, Nasdaq Tertekan Rotasi Saham Teknologi

- Kamis, 13 November 2025 | 06:18 WIB
Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi, Nasdaq Tertekan Rotasi Saham Teknologi

Wall Street, pusat bursa saham Amerika Serikat, mencatat kinerja beragam pada Rabu (12/11). Dow Jones meraih rekor penutupan tertinggi, sementara indeks Nasdaq mengalami tekanan akibat pergerakan investor yang mengurangi eksposur terhadap saham teknologi bernilai tinggi. Pergeseran ini terjadi seiring dengan prospek berakhirnya penutupan pemerintahan federal AS (government shutdown).

Berdasarkan data yang tercatat, indeks S&P 500 menguat tipis 0,06 persen menjadi 6.850,92 poin. Sebaliknya, indeks Nasdaq Composite terkoreksi 0,26 persen ke level 23.406,46 poin. Dow Jones Industrial Average menjadi penampil terbaik dengan kenaikan 0,68 persen, ditutup pada 48.254,82 poin.

House of Representatives atau Dewan Perwakilan Rakyat AS dijadwalkan mengakhiri masa penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah negara tersebut. Rencananya, mereka akan melakukan pemungutan suara untuk paket pendanaan sementara yang bertujuan mengaktifkan kembali bantuan pangan, membayar gaji pegawai federal, dan memulihkan sistem pengendalian lalu lintas udara.

Kesepakatan ini masih menunggu pengesahan dari Presiden AS Donald Trump untuk dapat berlaku sebagai undang-undang.

Bill Northey, Direktur Investasi Senior di U.S. Bank Wealth Management, menilai langkah ini berdampak positif bagi sentimen pasar. "Ini menghilangkan salah satu risiko utama dan operasionalnya kembali pemerintah federal serta FAA sangat krusial bagi kinerja ekonomi riil," ujarnya.

Kinerja Dow Jones didorong oleh kenaikan saham Goldman Sachs dan UnitedHealth Group yang masing-masing naik sekitar 3,5 persen. Indeks ini mencatat rekor tertinggi untuk hari kedua berturut-turut. Sepanjang tahun 2025, Dow telah menguat sekitar 13 persen, masih di bawah kenaikan S&P 500 yang hampir menyentuh 17 persen.

Di sisi lain, sejumlah saham teknologi besar mengalami pelemahan. Amazon dan Tesla masing-masing terdepresiasi sekitar 2 persen. Palantir dan Oracle bahkan turun lebih dalam, masing-masing 3,6 persen dan 3,9 persen. Berbeda dengan tren tersebut, saham AMD justru melonjak 9 persen setelah perusahaan mengumumkan target pendapatan sektor data center senilai USD 100 miliar.

Matt Stucky, Manajer Portofolio Ekuitas Senior di Northwestern Mutual, mengamati terjadinya rotasi aset. "Kami melihat peralihan dari kepemimpinan saham berbasis Nasdaq menuju sektor lain yang kinerjanya solid, seperti kesehatan dan keuangan. Ekspansi pasar perlu didukung oleh pertumbuhan laba yang lebih meluas," jelasnya.

Sentimen terhadap saham teknologi juga tertekan oleh penjualan saham Nvidia senilai USD 5,8 miliar oleh SoftBank Group sehari sebelumnya. Aksi ini memicu kekhawatiran bahwa euforia seputar kecerdasan buatan (AI) mungkin telah mencapai puncaknya. Peringatan dari beberapa pimpinan bank Wall Street dan investor legendaris turut memperkuat kehati-hatian pasar. Laporan keuangan Nvidia pekan depan akan menjadi tolok ukur penting bagi sentimen investor terhadap masa depan AI.


Halaman:

Komentar