Krisis Ekonomi Sudan Anjlokkan Nilai Mata Uang & Respons Pertamina Soal BBM Bermasalah
Konflik bersenjata di Sudan memicu krisis ekonomi parah, dengan mata uang Pound Sudan mengalami penurunan nilai drastis. Sementara itu, berita terbaru dari Indonesia menyoroti langkah PT Pertamina Patra Niaga menangani keluhan BBM Pertalite diduga tercampur air di Jawa Timur.
Dampak Perang Sudan Terhadap Nilai Tukar Mata Uang
Nilai Pound Sudan terdepresiasi hampir 40% menyusul embargo de facto terhadap penerbangan dari Port Sudan ke Uni Emirat Arab (UEA). Larangan ini mengganggu ekspor emas Sudan, sumber devisa utama negara tersebut.
Menurut laporan Reuters, militer Sudan bergantung pada UEA untuk mata uang keras dari ekspor emas, meski hubungan diplomatik kedua negara semakin tegang. UEA menghentikan seluruh penerbangan komersial dari Port Sudan sejak awal Agustus, mengganggu perdagangan internasional Sudan.
Dampaknya signifikan: nilai Pound Sudan merosot dari 2.200 menjadi 3.600 per dolar AS, berdasarkan informasi dari pedagang emas dan mata uang. Sebelum perang April 2023, nilai tukar berada di kisaran 600 per dolar AS.
Ketergantungan Ekonomi Sudan pada Ekspor Emas ke UEA
Data bank sentral Sudan mengungkapkan, UEA mengimpor hampir 90% dari total ekspor emas legal Sudan sekitar 8,8 ton pada paruh pertama 2025. Ekspor ini menghasilkan hampir USD 840 juta, menjadikannya sumber devisa terbesar Sudan.
Artikel Terkait
Gas Baru di Sengkang Pacu Optimisme, Target Harga ENRG Melonjak 66%
Kadin Desak Pemerintah Turunkan Bunga dan Buka Pasar untuk Dongkrak Ekspor Furnitur-Elektronik
Prabowo dan Bahlil Tinjau Banjir Agam, Pasokan Energi Mulai Pulih
IHSG Terjun 49 Poin, Mayoritas Sektor Dibanjiri Sinyal Merah