Pelabuhan Baru Tanjung Carat Sumsel Akhirnya Disetujui, Jawaban untuk Kendala Logistik
Pemerintah pusat telah menyetujui pembangunan Pelabuhan Baru Tanjung Carat di Sumatera Selatan. Proyek strategis nasional ini diharapkan menjadi solusi utama atas masalah logistik yang selama ini menghambat industri dan ekspor di wilayah Sumsel.
Jadwal dan Target Pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat
Keputusan ini diumumkan dalam pertemuan yang membahas Nota Kesepahaman serta serah terima lahan antara Kementerian Perhubungan, Kementerian Investasi dan Hilirisasi, serta Pemprov Sumsel. Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menyatakan bahwa pembangunan dijadwalkan dimulai awal 2026 dengan target selesai dalam 3–4 tahun, sehingga pelabuhan ini ditargetkan beroperasi sebelum tahun 2029.
Mengatasi Ketergantungan Logistik ke Lampung
Selama ini, komoditas unggulan Sumsel seperti batu bara, karet, dan kopi harus dikirim melalui pelabuhan di Lampung karena terbatasnya akses pelabuhan laut dalam di Sumsel sendiri. Hal ini menyebabkan biaya logistik menjadi tinggi dan waktu distribusi bertambah lama.
Pelabuhan Tanjung Carat sebagai KEK Hilirisasi
Pelabuhan Tanjung Carat akan dibangun di atas lahan seluas 5.590 hektar dan didanai oleh investor. Pemerintah juga menargetkan kawasan ini menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) hilirisasi pertama di Sumatera bagian selatan, yang bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas lokal.
Dampak dan Harapan ke Depan
Dengan beroperasinya Pelabuhan Tanjung Carat, Sumsel tidak hanya akan menghemat biaya logistik, tetapi juga meningkatkan daya saing industri dan ekspornya. Proyek ini dinilai sebagai langkah bersejarah untuk memaksimalkan potensi ekonomi Sumatera Selatan.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
SMGA Akuisisi Saham Hengsheng untuk Genjot Hilirisasi Nikel dengan Teknologi OESBF
Menkeu Tolak APBN Bayar Utang KCIC Whoosh, DPR: Ini Langkah Logis
Laba BRPT Melonjak 2.882% Jadi Rp 30,3 Triliun di 2025, Ini Penyebabnya
J&T Express Buka Drop Point Signature Pertama di Manado, Solusi Kirim Paket Makin Mudah