- Investasi USD 30 miliar di OpenAI
- Inisiatif senilai USD 500 miliar untuk membangun pusat data AI dan infrastruktur di seluruh AS
- Kerja sama dengan Oracle Corp dan MGX dari Abu Dhabi
- Kolaborasi dengan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. untuk membangun kompleks industri AI dan robotika di Arizona
Portofolio Investasi AI yang Menguntungkan
Keuntungan dari investasi di OpenAI, Arm Holdings Plc, dan berbagai perusahaan AI lainnya telah membantu pemulihan SoftBank. Saham perusahaan kini merepresentasikan lonjakan belanja infrastruktur AI global.
Ekspansi Terbaru dan Akuisisi Strategis
Gebrakan terbaru Son termasuk investasi mengejutkan sebesar USD 2 miliar di Intel Corp, akuisisi divisi robotika ABB Ltd. senilai USD 5,4 miliar, serta eksposur baru ke Nvidia Corp. dan TSMC.
Perjalanan Karir Entrepreneurship
Lahir tahun 1957 sebagai etnis Korea di Jepang, Son memulai karir wirausahanya saat kuliah di AS dengan mengembangkan kamus elektronik yang kemudian dijual ke Sharp Corp. dengan harga sekitar USD 1 juta. Setelah kembali ke Jepang, ia mendirikan SoftBank pada 1981 sebagai distributor perangkat lunak komputer yang kemudian berkembang menjadi konglomerat telekomunikasi, pembayaran digital, dan investasi teknologi.
Analisis Pasar dan Prospek Masa Depan
Menurut Kirk Boodry, analis Bloomberg Intelligence, "Saat ini semuanya berjalan baik untuk SoftBank. Segala sesuatu yang berhubungan dengan AI sedang naik. Koneksi OpenAI tentu menjadi pendorong utama, karena kesepakatan perusahaan tersebut dengan Broadcom dan AMD telah mendorong reli secara keseluruhan."
Dinamika Kekayaan yang Berfluktuasi
Meskipun kekayaan Son meroket dalam beberapa bulan terakhir, kekayaan Yanai relatif stabil tahun ini. Terakhir kali Son melampaui Yanai adalah pada tahun 2014, menunjukkan dinamika kekayaan yang fluktuatif antara kedua taipan tersebut.
Rollercoaster Keberuntungan Son
Di puncak gelembung dotcom, kekayaan Son pernah melonjak USD 10 miliar per minggu dan selama tiga hari ia menjadi orang terkaya di dunia. Namun, saham SoftBank kemudian anjlok sebelum sempat mengukuhkan posisinya. Selama dua dekade berikutnya, investasi awal di Alibaba Group Holding Ltd. dan hak eksklusif penjualan iPhone Apple Inc. di Jepang membawa pemulihan, sebelum tindakan keras Beijing terhadap perusahaan teknologi China menyebabkan penurunan kekayaannya kembali.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Bea Cukai Tanjungpandan Musnahkan 50 Ribu Rokok Ilegal & 24 Liter Miras
Pelabuhan Tanjung Carat: Solusi Kecelakaan & Penggerak Ekonomi Sumsel
Pelabuhan Tanjung Carat Sumsel Disetujui, Solusi Akhir Kendala Logistik dan Hilirisasi
Prabowo Serukan Kerja Sama Asia Pasifik di APEC 2025 Hadapi Ketidakpastian Global