Kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Januari di Bursa Malaysia Derivatives Exchange tercatat turun 1,30 persen, menjadi MYR 4.315 per ton. Pada sesi perdagangan, harga bahkan sempat menyentuh level MYR 4.302 per ton, yang merupakan posisi terendah sejak 23 September.
Seorang trader dari Kuala Lumpur mengonfirmasi, "Pelemahan lanjutan pada kontrak palm olein di Dalian serta penguatan ringgit membuat harga minyak sawit mentah tetap berada di wilayah negatif."
Performa Minyak Nabati Lain dan Ekspor
Pada hari yang sama, kontrak minyak kedelai di Dalian turun 0,44 persen, sementara minyak sawit di bursa yang sama merosot 1,38 persen. Di Chicago Board of Trade, harga minyak kedelai juga melemah 0,31 persen. Data ekspor menunjukkan, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 Oktober 2025 turun antara 0,3 persen hingga 0,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Dengan kondisi ini, pasar CPO global terus dipantau untuk melihat perkembangan lebih lanjut dari faktor permintaan dan nilai tukar mata uang.
Artikel Terkait
Misi Tersembunyi Whoosh: Terungkap! Ini Dampak Nyata Kereta Cepat untuk Ekonomi Lokal dan 256.000 Pencari Kerja
R&I Teguh Peringkat BBB+ Indonesia: Sinyal Kuat Ekonomi RI di Tengah Gejolak Global?
Peringkat Kredit Indonesia Dipertahankan di BBB+: Sinyal Kuat untuk Investor?
Indonesia Diperkukuh Lagi! Rating BBB+ Dipertahankan, Ekonomi Tumbuh 5% di 2025?