Hanya berjarak setahun pembukuan, cuan dari segmen pengolahan nikel di tahun 2023 menanjak hingga Rp14,86 triliun.
Kenaikan ini ikut didongkrak pula dengan peningkatan hasil produksi tambang yang semula hanya meraih pendapatan sebesar Rp2,92 triliun.
Pada tahun berikutnya, pendapatan sektor penambangan ikut melesar hingga Rp5,49 triliun.
Melesatnya kinerja keuangan kuartal III tahun 2023 ini didukung dengan mulai operasinya produksi smelter nikel di Maluku Utara dengan kapasitas penuh.
Sejauh ini, Harita Nickel diketahui telah membangun dua unit pabrik pemurnian dan pengolahan nikel saprolit dan limonite senilai Rp32,8 triliun.
Fasilitas smelter pertama perseroan telah beroperasi sejak 2016 dan telah menjadi jalur produksi perusahaan sejak lama.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: innalar.com
Artikel Terkait
ARNA Bakal Buyback Saham Rp 50 Miliar: Sinyal Apa untuk Investor di 2025?
Menteri Keuangan Purbaya Bongkar Strategi Tak Biasa: Gunakan Hacker Indonesia untuk Perkuat Sistem Pajak, Target Selesai 2026
Wall Street Cetak Rekor Baru! Apa Rahasia di Balik Kenaikan Gila-Gilaan Ini?
Pertamina Pacu Produksi Migas & EBT: Target 1 Juta Barel/Hari di 2030!