"Ekosistem PANGSI - Cianjur Project ini memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan revitalisasi penggilingan padi dengan harga kompetitif melalui implementasi ekosistem terintegrasi dari hulu ke hilir," tandasnya.
Hal itu, jelasnya, dilakukan di antaranya melalui implementasi digital smart farming dan pertanian presisi guna meningkatkan produktivitas pertanian, selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor; dan menciptakan regenerasi petani dengan adanya dorongan motivasi melalui sifat ekosistem yang inklusif.
Erwin menambahkan, selain ekosistem PANGSI, guna mendukung percepatan dan perluasan digitalisasi sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi, Cianjur Project juga diwujudkan melalui perluasan elektronifikasi transaksi daerah (ETPD).
Hal ini juga sebagai upaya meningkatkan digitalisasi Pemda Kab. Cianjur yang masih memiliki ruang untuk terus ditingkatkan. Indeks ETPD Kab. Cianjur semester I-2023 tercatat sebesar 92,25%, menurun dari 96,75% pada semester II-2022. Penurunan terjadi pada aspek realisasi transaksi non-tunai dari 67,5% pada semester II-2022 menjadi 22,5% pada semester I-2023.
Baca Juga: Hasil Piala Asia: Gajah Perang Tahan Imbang Oman 0-0, Jaga Peluang Lolos ke Babak 16 Besar
Implementasi elektronifikasi transaksi pemerintah daerah di lingkungan Pemkab Cianjur diperkuat dengan penggunaan Kartu Kredit Pemerintah Daerah atau Kartu Kredit Indonesia (KKI) untuk mendukung efisiensi dan transparansi dalam realisasi serta pertanggungjawaban penggunaan anggaran pemerintah pusat dan daerah, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakarta.suaramerdeka.com
Artikel Terkait
Harga Emas Antam Meroket Rp 21.000 di Tengah Insentif Fiskal Baru
Harga Emas Antam Melonjak Rp 21.000, Tembus Rp 2,3 Juta per Gram
Harga Minyak dan Batu Bara Melonjak, Pasar Waspada Dampak Sanksi Rusia
BUMA Tuntaskan Utang USD 212 Juta Lebih Cepat, Pacu Likuiditas dan Kepercayaan Investor