Di luar pembahasan Bali, Dudy juga merespons keluhan yang ramai soal harga tiket pesawat domestik yang melambung tinggi. Khususnya untuk rute menuju Medan, yang sampai-sampai membuat beberapa calon penumpang memilih transit via Kuala Lumpur karena lebih murah.
Menurut Menhub, kenaikan harga ke Medan di bulan Desember itu wajar. Permintaannya memang melonjak.
"Kalau bulan Desember ke Medan itu saudara kita yang beragama Nasrani itu banyak sekali ya ke Medan. Sehingga kalau penuh ya itu adalah kondisi yang memang terjadi," tegas Dudy.
Belum lagi, tambahnya, ada faktor bencana banjir di Sumatera yang mendatangkan banyak relawan dan pemangku kepentingan. Alhasil, puncak musim liburan jadi bertambah padat.
"Banyak orang yang kesana seperti teman-teman relawan, itu menambah beban terhadap jumlah kapasitas yang akan ke Medan," tuturnya.
Untuk rute-rute favorit lainnya, Dudy punya analisis lain. Harga yang terlihat mahal bisa jadi karena kursi kelas ekonomi sudah habis terjual lebih dulu. Yang tersisa tinggal kursi bisnis, yang harganya tidak diatur oleh aturan Tarif Batas Atas (TBA) dan tentu saja, tidak dapat diskon.
"Untuk ekonomi kan kita memberikan diskon. Tapi untuk bisnis kita tidak memberikan diskon," jelas Dudy.
"Jadi kalau mahal pilihannya mungkin karena satu karena memang "peak", tidak tersedia, yang kedua karena memang yang tersedia hanya "seat" bisnis."
Dia mengakui, harga kelas bisnis memang diberi kelonggaran kepada maskapai. Tapi tetap dalam koridor kewajaran. "Jadi kalau yang dikeluhkan mahal itu biasanya adalah yang kelas bisnis," tambahnya menutup pembahasan.
Artikel Terkait
Ekspor Perhiasan Indonesia Melonjak 41,8%, Tembus Rp 130 Triliun di Tengah Guncangan Harga Emas Global
Menteri Perhubungan Soroti Krisis Kapal Penumpang, Pelni Dinilai Tak Mampu Penuhi Kebutuhan
Ekonomi Indonesia Tumbuh Solid di Tengah Ketidakpastian Global
BRI Hadirkan Kartu Debit Edisi FC Barcelona, Hadiahnya Libur ke Camp Nou