Rupiah Tertatih di Tengah Euforia Mata Uang Asia

- Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35 WIB
Rupiah Tertatih di Tengah Euforia Mata Uang Asia

JAKARTA - Pekan perdagangan yang dipotong libur Natal ditutup dengan catatan kurang menggembirakan untuk Rupiah. Meski pada Rabu (24/12/2025) mata uang kita sedikit bangkit, menguat 0,09 persen ke level Rp16.750 per dolar AS, secara akumulasi sepekan ia tetap terpuruk. Melemah juga, tepatnya 0,09 persen. Jadi, penguatan di akhir sesi itu ibarat obat pereda, bukan penyembuh.

Yang menarik, kondisi Rupiah justru terlihat sendiri. Di hari yang sama, mayoritas mata uang kawasan Asia malah kompak meroket. Won Korea Selatan, misalnya, melesat lebih dari 1,7 persen. Ringgit Malaysia dan Baht Thailand juga ikut menguat, masing-masing sekitar 0,37 persen dan 0,26 persen. Jepang, China, Taiwan, Singapura semua hijau. Rupiah? Hanya menguat tipis, di bawah 0,1 persen, bersama Peso Filipina. Hanya Rupee India yang merah, terkoreksi 0,41 persen.

Pemicu penguatan massal itu datang dari sisi lain: pelemahan Indeks Dolar AS (DXY) yang terjun ke level 97. Ini jadi angin segar bagi mata uang regional. Tapi kenapa Rupiah masih tertatih?

Menurut Lukman Leong, Analis Doo Financial Futures, sebenarnya masih ada harapan untuk pekan depan. Sentimen terhadap dolar AS sendiri masih lesu, didorong oleh beberapa data ekonomi domestik Amerika yang mengecewakan. Data penjualan barang tahan lama dan indeks kepercayaan konsumen, contohnya, meski data PDB mereka sempat direvisi naik.


Halaman:

Komentar