Sampai saat ini, antusiasme di pasar obligasi masih terlihat jelas. Masih ada 20 emisi dari 13 penerbit EBUS yang antre menunggu giliran. Kalau dirinci per sektor, energi jadi yang paling getol dengan kontribusi 28,6 persen, disusul sektor finansial di angka 19 persen. Sektor industrials dan infrastruktur juga tak mau kalah, masing-masing menyumbang 14,3 persen dalam pipeline emisi surat utang ini.
Di sisi lain, aksi korporasi lewat skema rights issue turut memberi warna. Hingga akhir Desember, skema ini telah memperkuat likuiditas pasar dengan total emisi Rp34,47 triliun dari 14 perusahaan. Dan rupanya, masih ada satu perusahaan lagi dari sektor properti dan real estate yang sedang bersiap di pipeline rights issue BEI.
Kalau dirangkum, gabungan dinamika dari saham, obligasi, dan aksi korporasi ini bercerita banyak. Ia bukan sekadar angka-angka di laporan, tapi lebih sebagai cermin. Kepercayaan diri pelaku usaha untuk menjadikan pasar modal sebagai sumber pendanaan strategis terlihat sangat kuat, terutama untuk mendukung rencana ekspansi mereka di tahun-tahun mendatang.
(Shifa Nurhaliza Putri)
Artikel Terkait
Prabowo Sambangi Luhut di Hari Natal, Bahas Tarif Dagang AS hingga Bencana Sumatera
BNI Siapkan Rp 636 Miliar dan Tim Siaga 24 Jam untuk ATM Nataru di Suluttenggomalut
Tiket KAI Ludes 91,5% untuk Mudik Nataru, Malam Natal Jadi Puncak Keramaian
DKI Jakarta Pertahankan Tahta UMP Tertinggi 2026, Dua Provinsi Tertinggal