Upaya perbaikan pun dilakukan. Pemerintah dan SKK Migas berusaha memulihkan kondisi dan menutup kekurangan 175 barel per hari itu. Caranya dengan memaksimalkan sumur-sumur yang belum beroperasi penuh.
"Yang bisa kita maksimalkan, kita maksimalkan, sumur-sumur yang dibukanya baru separuh, 3/4 kita coba full-kan," tutur Djoko.
Namun begitu, perbaikan pipa yang rusak akibat bencana ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan. Medan yang berat dan menantang menghambat pekerjaan. Sebagai solusi sementara, distribusi minyak mentah terpaksa dialihkan menggunakan truk tangki.
"Ya strateginya kan kalau perbaiki pipa perlu waktu lama. Ganti pipa, potong, las, juga kondisinya medannya berat di sana," jelas Djoko.
"Jadi kita pakai truk, sementara kita pakai truk minyaknya kita angkut, cuma kan bolak-balik jadi take time."
Meski tidak efisien, langkah ini dianggap lebih baik daripada kehilangan produksi sama sekali. "Tapi enggak apa-apa, daripada kita kehilangan produksi. Sudah dari akhir November, hampir sebulan kan sayang, kita masih ada 10 hari ini kita coba pakai truk," tambahnya.
Sebelumnya, optimisme sempat terpancar. Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR pada Rabu (12/11), Djoko bahkan menargetkan produksi pada akhir Desember 2025 bisa melonjak hingga 625 ribu barel per hari. Saat itu, realisasi per 10 November sudah mencapai 606.020 barel per hari melebihi target APBN.
"Sehingga semua minyak yang diproduksi, yang ditampung di tangki-tangki sementara ini sebelum kapal tanker datang, kita kumpulin sampai akhir Desember, akan kita lifting. Prediksi sampai dengan Desember itu nanti produksi kita 625.000," ungkap Djoko waktu itu.
Dengan capaian tersebut, dia yakin rata-rata lifting minyak nasional sepanjang 2025 bisa berada di kisaran 606 hingga 607 ribu barel per hari. Sekarang, semua bergantung pada perjuangan di sepuluh hari terakhir tahun ini, di tengah medan yang sulit dan cuaca yang tak menentu.
Artikel Terkait
Rupiah Tersandera Bencana dan Tarif AS di Akhir Tahun
Tax Holiday Diperpanjang, tapi Wajib Patuhi Aturan Pajak Minimum Global
Pasar Asia Beragam, Nikkei Bangkit di Tengah Anggaran Fantastis Jepang
BRI Siapkan Jaringan 1,2 Juta Titik untuk Layani Transaksi Saat Arus Mudik Nataru