Di iNews Tower, Jakarta, sebuah kesepakatan besar akhirnya ditandatangani. PT MNC Energy Investment Tbk (IATA), lewat anak usahanya PT Arthaco Prima Energy (APE), resmi menggandeng PT Kalimantan Prima Persada (KPP MINING) untuk kerja sama jasa pertambangan batu bara. KPP MINING sendiri merupakan bagian dari Astra Group, di bawah naungan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Acara itu dihadiri langsung oleh pucuk pimpinan kedua belah pihak. Dari sisi IATA, hadir Direktur Utama Suryo Eko Hadianto dan Direktur Leader DS Daeli. Sementara KPP MINING diwakili Presiden Direktur Wahyu Widaryanto dan Direktur Tutut Rahendro.
Nilai kontraknya fantastis: Rp5 triliun. Kerja sama ini mengikat untuk jangka waktu lima tahun, mulai Januari 2026 nanti. Wilayah operasinya berada di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, tepatnya di area Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) milik APE. Inti pekerjaannya mencakup jasa pertambangan batu bara dan pengupasan lapisan penutup atau burden removal.
Target produksinya pun ambisius. Selama lima tahun itu, diharapkan terkumpul 33,6 juta metrik ton batu bara. Untuk tahun pertama (2026) saja, sasarannya 3 juta MT. Sementara total material yang harus dikupas diperkirakan mencapai angka yang sangat besar, sekitar 140,9 juta bank cubic meter.
Menanggapi kolaborasi ini, Direktur Utama IATA, Suryo Eko Hadianto, menyebutnya sebagai langkah strategis.
"Ini wujud nyata untuk memperkuat operasional kami," ujarnya. "Dengan menggandeng pelaku industri terkemuka, efektivitas dan efisiensi bisa ditingkatkan. Skala produksi lewat IUP APE yang sudah komersial ini pun bisa dimaksimalkan."
Artikel Terkait
IHSG Tersungkur 61 Poin, Tekanan Jual Melanda Hampir Semua Sektor
Sentimen China dan Biodiesel Dorong Harga CPO Menguat Dua Hari Berturut-turut
Industri Ditantang Seriusi Tanggung Jawab Produsen, Ancaman Sampah 82 Juta Ton Mengintai
Ekonomi Kreatif Siap Jadi Mesin Penggerak, Ini Peta Jalan Menuju 2026