Pasar saham Asia kembali bergerak hijau di awal pekan ini. Sentimen positif dari Wall Street, khususnya dari sektor teknologi, ternyata mampu menyulut semangat investor di kawasan ini meski volume perdagangan terbilang tipis.
Pada Senin (22/12/2025) pagi, hampir semua bursa utama merayap naik. Indeks Nikkei 225 Jepang jadi yang paling mencolok, melesat 2,02 persen. Penguatan ini tak lepas dari pelemahan yen yang cukup tajam kabar baik bagi para eksportir raksasa Negeri Sakura. Di sisi lain, Shanghai Composite China bertambah 0,64 persen, sementara Hang Seng Hong Kong naik 0,66 persen. Korsel juga tak mau kalah, indeks KOSPI-nya melejit hampir 1,8 persen.
Australia dan Singapura pun ikut merasakan imbasnya. ASX 200 naik 0,92 persen, dan STI Singapura menguat 0,85 persen.
Meski begitu, ada nuansa hati-hati yang mengendap di balik reli ini. Pekan perdagangan yang singkat karena libur di banyak negara membuat pergerakan jadi terbatas. Tapi toh, pasar tampaknya memilih untuk fokus pada prospek data ekonomi AS kuartal ketiga yang akan dirilis. Konsensus memprediksi pertumbuhan tahunan tetap solid di angka 3,2 persen, didorong oleh penurunan impor yang signifikan.
Namun begitu, tidak semua analis melihat ini sebagai lampu hijau penuh. Analis dari Bank of America (BofA) justru mengibarkan sinyal peringatan. Mereka mencatat, indikator sentimen investor internal mereka sudah menyentuh level 8,5 masuk ke zona "sangat bullish".
Artikel Terkait
ELPI Kantongi Kontrak Rp2,39 Triliun untuk Dukung Proyek FLNG Genting
Bank Mandiri Gelontorkan Dividen Interim Rp 9,3 Triliun di Awal 2026
PANI Terjun Usai Rights Issue, Tapi Pintu MSCI Sudah Terbuka
Harga Sembako Masih Mengganjal di Pasar Jakarta Timur Jelang Nataru