Harga perak baru saja mencatat sejarah. Pada Jumat lalu, logam putih itu melesat ke level tertinggi sepanjang masa, menembus angka USD67,17 per troy ons. Kenaikan hariannya mencapai 2,55 persen, sementara secara mingguan perak menguat cukup signifikan, 8,48 persen. Bahkan, dalam sesi perdagangan sempat tersentuh level intraday di USD67,46. Pergerakannya benar-benar luar biasa.
Di sisi lain, emas juga tak mau ketinggalan. Meski kenaikan hariannya lebih modest, cuma 0,14 persen ke level USD4.338,76, namun secara mingguan logam kuning ini masih mencatatkan keuntungan sebesar 0,92 persen. Sentimen pasar didorong oleh harapan bahwa The Fed, bank sentral AS, akan segera memangkas suku bunga.
Yang menarik, biasanya emas yang jadi penentu arah bagi perak. Tapi kali ini berbeda. "Dalam dua bulan terakhir, perak justru memimpin," ujar Michael Matousek, Kepala Trader U.S. Global Investors.
Ia menambahkan, "Ketika selisihnya selebar ini, pelaku pasar mulai memburu emas dan mempersempit selisihnya dalam jangka pendek."
Fakta berbicara, sepanjang tahun ini reli perak jauh lebih ganas. Kenaikannya mencapai 132 persen, sementara emas 'hanya' 65 persen. Apa penyebabnya? Permintaan investasi yang melonjak dan pasokan yang ketat jadi kombinasi sempurna. Phillip Streible dari Blue Line Futures menyoroti peran investor ritel dan dana ETF. "Arus dana ETF perak terus mendominasi tema ini, ditambah spekulasi dari investor ritel," katanya.
Artikel Terkait
Harga CPO Anjlok ke Level Terendah Sejak Juni, Ekspor Malaysia Merosot
Saham Kapal Melaju Kencang, BBRM dan LEAD Pacu Rally Sektor Maritim
Rupiah Tersungkur ke Rp16.750, Dihajar Dolar dan Kekhawatiran Fiskal
Bank Mandiri Perkuat Dewan Komisaris dengan Wajah-wajah Baru