Fenomena reli Santa Claus itu bukan sekadar mitos. Menurut Stock Trader’s Almanac, sejak 1950, periode lima hari terakhir di akhir tahun ditambah dua hari pertama Januari rata-rata mendongkrak S&P 500 sebesar 1,3%. Tahun ini, momen itu dimulai Rabu depan dan berlanjut sampai 5 Januari. Jadi, masih ada harapan untuk sentimen positif.
Yang menarik, sektor-sektor yang sebelumnya tertinggal kini mulai bangkit dan menopang pasar. Sektor yang sensitif terhadap siklus ekonomi seperti transportasi, keuangan, dan saham kapitalisasi kecil semuanya catat kenaikan sepanjang Desember ini. Pergeseran ini cukup signifikan.
"Kami melihat dana bergerak menjauh dari teknologi. Area lain mulai mengambil peran dan membantu menjaga pasar tetap bergerak dalam kisaran yang relatif terbatas," jelas Kourkafas lagi.
Selain itu, investor masih harus mencerna tumpukan data ekonomi yang sebelumnya tertunda gara-gara penutupan pemerintah federal selama 43 hari. Data-data ini, terutama yang terkait belanja konsumen, sangat krusial untuk membaca suasana diskon musim liburan. Pekan depan, laporan seperti PDB kuartal ketiga, pesanan barang tahan lama, dan indeks kepercayaan konsumen akan menjadi perhatian utama.
Singkatnya, pekan depan di Wall Street akan diwarnai tarik-ulur antara keinginan ambil untung dan harapan akan reli akhir tahun. Semuanya tergantung pada data dan sentimen yang muncul dalam hari-hari perdagangan terakhir ini.
Artikel Terkait
Di Balik Sunyinya Dapur Pathuk, Bu Wasiati Berjuang Menjaga Rasa Bakpia 526
Modal Asing Rp 240 Miliar Serbu Pasar Saham dan SRBI di Akhir 2025
Keputusan MA Delaware Pacu Kekayaan Elon Musk Tembus Rp 12.500 Triliun
Pemerintah Batalkan Target Produksi Nikel dan Batu Bara, Harga Jadi Taruhan