Lalu, apa yang akan terjadi ke depan? Perry menyiratkan ada ruang untuk manuver. Bank sentral akan terus memantau perkembangan, terutama menyangkut inflasi tahun 2026 yang diproyeksikan tetap terkendali. Sasaran inflasi itu masih di kisaran 2,5 plus minus 1 persen.
Di sisi lain, langkah pelonggaran kebijakan makroprudensial akan terus digenjot. Tujuannya jelas: membuat likuiditas yang disalurkan ke perbankan benar-benar efektif. Dengan begitu, diharapkan suku bunga perbankan turun dan pertumbuhan kredit khususnya untuk sektor-sektor prioritas pemerintah bisa melaju lebih kencang.
Perry memastikan, semua kebijakan ini diperkuat untuk satu tujuan akhir: mendorong sektor riil. Itulah gambaran besar yang ingin dicapai di tengah situasi yang masih penuh kehati-hatian ini.
Artikel Terkait
Rupiah Bertahan Tangguh di Tengah Gejolak Global, Didukung Arus Modal Asing
BRI Siap Cairkan Dividen Interim Rp137 per Saham Awal 2026
BI Perpanjang Keringanan Kartu Kredit hingga 2026, Tapi Kredit UMKM Masih Tersendat
Formula Baru UMP 2026: Faktor Alfa Melonjak Atas Perintah Langsung Prabowo