Indonesia dinilai punya peran krusial dan bisa jadi contoh dalam kerja sama pembangunan global. Penilaian ini datang dari UNOSSC, kantor PBB yang fokus mempromosikan kolaborasi teknis antar negara berkembang, atau yang sering disebut kerja sama Selatan-Selatan.
Direktur UNOSSC, Dima Al-Khatib, melihat potensi itu nyata. Dia menyebut sejumlah proyek, dari mobil listrik di Amerika Tengah sampai sistem air tenaga surya di Somalia, sebagai bukti. Menurutnya, kemitraan yang lebih luas ternyata menghasilkan dampak yang jauh lebih kuat.
"Pengalaman dan inovasi dari kawasan ini sangat diminati oleh kawasan lain, seperti Afrika dan Amerika Latin," ujar Dima dalam sebuah keterangan tertulis, Senin (15/12).
Dia menambahkan, "Apa yang berkembang di Asia Tenggara berpotensi memberikan kontribusi nyata bagi kemandirian berkelanjutan negara-negara Global South."
Peran Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya disebutkan sangat besar. Bidangnya beragam, mulai dari energi terbarukan, ketahanan pangan, hingga adaptasi iklim. Intinya, kolaborasi ini dinilai sangat strategis.
Di sisi lain, konteks global juga berubah. Aliran bantuan pembangunan resmi atau ODA disebutkan menurun. Kondisi ini justru mendorong negara-negara berkembang untuk lebih mengandalkan kerja sama berbasis solidaritas dan kepentingan bersama. Tren peningkatan kolaborasi Selatan-Selatan dan triangular pun menguat.
Artikel Terkait
BPS Sulut Gandeng Media untuk Sukseskan Sensus Ekonomi 2026
WMUU Datangkan Indukan Ayam Premium AS untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Wall Street Bangkit, Mata Tertuju pada Data Ekonomi dan Valuasi AI
Stok BBM dan LPG Aman, Pemerintah Pastikan Pasokan Nataru Tak Terganggu