Sentimen geopolitik kembali mendorong pasar komoditas. Pada penutupan perdagangan Jumat lalu, harga minyak mentah dunia tercatat menguat. Pemicunya? Ketegangan yang memanas antara Amerika Serikat dan Venezuela, yang membuat pelaku pasar khawatir pasokan global bakal terganggu.
Mengutip data dari Reuters, minyak Brent naik sekitar 0,5 persen ke posisi USD 61,57 per barel. Sementara itu, minyak acuan AS, West Texas Intermediate (WTI), juga menguat tipis ke level USD 57,91 per barel.
Namun begitu, kenaikan di akhir pekan itu tak cukup untuk menutupi pelemahan sepanjang pekan. Secara keseluruhan, kedua indeks itu masih anjlok sekitar 4 persen dalam sepekan. Jadi, kondisinya memang belum benar-benar pulih.
Lantas, apa yang mendongkrak harga di hari Jumat? Rupanya, kabar bahwa AS bersiap mencegat lebih banyak kapal tanker pengangkut minyak Venezuela menjadi angin segar bagi harga. Aksi ini merupakan kelanjutan dari penyitaan kapal yang terjadi di lepas pantai Venezuela pekan sebelumnya.
Meski memberi sentimen positif, reli harga ini diprediksi cuma sementara. Mayoritas analis melihat pasar masih diliputi kehati-hatian. Narasi utamanya tetap sama: kelebihan pasokan global yang masih mengancam.
Artikel Terkait
Danantara Amankan Aset Strategis di Dekat Masjidil Haram untuk Jemaah Indonesia
Pasar Asia Merah, Investor Menanti Langkah Bank Sentral
BEI Terapkan Aturan Baru: Pesanan Tak Bisa Dibatalkan di Dua Sesi Penting
Bank Sumsel Babel Galakkan Gerakan Hijau, Satu Pegawai Tanam Satu Pohon