Di sisi lain, kabar baik datang dari jaringan tol. Semua ruas yang terdampak di Sumut sudah beroperasi normal. Hanya saja, ada sedikit catatan untuk Ruas Tol Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi. Di sana, sistem contraflow masih diterapkan sejak awal Desember. Targetnya, sebelum tanggal 16 Desember nanti, kondisi lalu lintas di ruas itu sudah bisa benar-benar normal.
Namun begitu, pemulihan tak cuma soal jalan dan jembatan. Penanganan juga menyentuh hal-hal mendasar. Seperti pengendalian banjir dan, yang tak kalah penting, ketersediaan air bersih bagi warga.
Di sektor Sumber Daya Air, kerusakan teridentifikasi di puluhan sungai, bendung, dan sistem air baku. “Kementerian PU terus melakukan identifikasi kerusakan dan penanganan darurat untuk menjaga fungsi infrastruktur pengendalian banjir dan ketersediaan air,” ujar Dody menambahkan.
Upaya darurat di sektor permukiman pun berjalan. Setelah mengidentifikasi kerusakan pada puluhan unit instalasi air, bantuan segera disalurkan. Mulai dari hidran umum, mobil tangki air, hingga toilet portable didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat yang terdampak.
Yang juga memprihatinkan, bencana ini turut melanda prasarana sosial. Ratusan sekolah, madrasah, pondok pesantren, hingga rumah ibadah ikut terdampak. Data kerusakan ini nantinya akan menjadi pijakan untuk menyusun langkah rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih terarah pascabencana. Jalan masih panjang, tapi akses yang mulai terbuka memberi secercah harapan.
Artikel Terkait
Emas Melonjak Usai The Fed Turunkan Suku Bunga, Analis Ramal Kenaikan Berlanjut
Gobel dan Perjuangan Mati-Matian untuk Waduk yang Diklaim Bakal Ubah Wajah Gorontalo
IHSG Diproyeksi Tembus 8.700, Analis Soroti Sinyal Rebound Dragonfly Doji
IHSG Diperkirakan Konsolidasi, Tapi Ancaman Koreksi Masih Mengintai