Badan Pusat Statistik (BPS) punya pekerjaan besar di tahun 2026. Mereka akan menggelar Sensus Ekonomi, yang kali ini punya fokus khusus: memotret dengan jelas geliat usaha-usaha ramah lingkungan di Tanah Air. Di tengah desakan global menuju ekonomi hijau, sensus ini diharapkan bisa memberikan gambaran nyata, bukan sekadar perkiraan.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menegaskan bahwa kebutuhan akan data rinci soal ekonomi berkelanjutan sudah sangat mendesak.
“SE2026 tidak hanya mendata pelaku usaha secara umum, tetapi juga akan memberikan gambaran komprehensif mengenai kapasitas dan kontribusi sektor ramah lingkungan di Indonesia,”
ujarnya di Jakarta, Minggu (14/12). Menurutnya, ini adalah perhatian nasional yang tak bisa lagi ditunda.
Fokus pada Air, Limbah, dan Sampah
Nah, sektor-sektor apa saja yang akan dibidik? Pengelolaan air bersih dan air limbah jadi salah satu prioritas. Perannya strategis, apalagi di kota-kota besar yang seringkali bermasalah dengan sanitasi. Nanti, usaha pengolahan air, instalasi pengolahan air limbah (IPAL), sampai perusahaan layanan sanitasi akan dipetakan satu per satu.
Tak ketinggalan, urusan sampah dan daur ulang. Aktivitas pengumpulan, pemilahan, pengolahan limbah berbahaya (B3), hingga industri daur ulang plastik atau logam akan diidentifikasi secara rinci. Ini penting, karena lapangan usaha ini sedang naik daun.
“Kegiatan daur ulang sedang tumbuh pesat karena dorongan ekonomi sirkular. SE2026 membantu melihat skala industrinya, tantangan operasional, hingga peluang peningkatan nilai tambah,”
jelas Amalia.
Artikel Terkait
Menteri Agraria Serukan Perlindungan Sawah di Kalteng, Ancaman Pangan Mengintai
Bali Tetap Jadi Magnet, Bandara Ngurah Rai Layani Lebih dari 22 Juta Penumpang
Target IPO BEI Dipangkas, OJK: Fokus Kualitas, Bukan Kuantitas
Jalur Vital Sumut Dibuka, Pemulihan Pascabencana Dimulai dari Akses