MORA baru melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2022. Kala itu, mereka berhasil mengumpulkan dana segar sekitar Rp1 triliun dari penawaran perdana sahamnya.
Berdasarkan data per 30 November 2025, pengendali utamanya adalah PT Candrakarya Multikreasi dengan kepemilikan sekitar 35,99%. Di posisi berikutnya ada PT Gema Lintas Benua yang memegang sekitar 30,18% saham. Yang menarik, penerima manfaat akhir dari kepemilikan ini adalah Farida Bau.
Ada juga perubahan kepemilikan yang cukup signifikan baru-baru ini. PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) sebelumnya memegang 18,32% saham MORA. Namun, mereka melepas seluruh kepemilikannya di awal Desember, seperti diumumkan melalui keterbukaan informasi pada tanggal 5 Desember.
Performa saham MORA di pasar belakangan ini sungguh mencengangkan. Pada perdagangan Rabu, 10 Desember 2025, sahamnya ditutup melonjak di level Rp14.050 per lembar naik hampir 20% hanya dalam sehari. Bahkan, dalam sebulan terakhir, kenaikannya mencapai lebih dari 440%! Padahal, jika kita mundur ke awal tahun hingga Oktober lalu, harga saham ini masih berkutat di kisaran Rp400-an.
Pertumbuhan yang agresif itu tentu menarik perhatian banyak investor. Dari penyedia kartu telepon sederhana, MORA telah bertransformasi menjadi raksasa infrastruktur digital yang sahamnya kini diperhitungkan.
Artikel Terkait
Gudang Marunda Blibli Beroperasi 24 Jam, Pacu Pengiriman Hanya 6 Jam
Pelindo Terminal Petikemas Pacu Target, Arus Kontainer 2025 Diprediksi Tumbuh 5%
Tiga Saham Masuk Papan Khusus BEI, Satu Emiten Dilepas
Emas Melambung 60%, Saham Tambang RI Tembus 465%