Ekonomi Indonesia Melaju: Optimisme 6% hingga Mimpi 8% di Tengah Badai Global

- Rabu, 10 Desember 2025 | 10:06 WIB
Ekonomi Indonesia Melaju: Optimisme 6% hingga Mimpi 8% di Tengah Badai Global

Dorongannya terasa di sektor riil. Pertanian, misalnya, tumbuh 6,51 persen didorong permintaan daging ayam dan telur. Sub-sektor tanaman pangan bahkan melonjak hampir 10 persen. Industri pengolahan makanan dan minuman ikut merespons dengan peningkatan produksi.

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tetap kuat. Yang menarik, geliatnya bahkan merambah ke ekonomi digital. Transaksi e-commerce tumbuh 6,19 persen secara kuartalan, didorong banyaknya pelaku usaha pangan UMKM yang memanfaatkan platform online untuk distribusi program MBG.

Mimpi 8 Persen dan Lapangan Kerja

Target pertumbuhan 8 persen yang kerap disampaikan Presiden Prabowo memang ambisius. Tapi keyakinannya punya dasar. Menurutnya, program seperti MBG bukan cuma soal gizi, tapi juga mesin pencipta lapangan kerja.

“Saya pikir 8 persen sangat mungkin dicapai. Seperti yang telah saya sampaikan, misalnya, bahkan dengan program makan gratis ini, kita menciptakan 1,5 juta lapangan kerja secara langsung,”

ungkap Prabowo dalam sebuah forum CEO global di Jakarta.

Logikanya sederhana: satu dapur MBG bisa menyerap sekitar 50 tenaga kerja dengan sistem shift. Belum lagi pelaku usaha lokal baru yang muncul di sekitarnya, masing-masing merekrut lima hingga 15 pekerja. Efek penggandanya diharapkan menguatkan ekonomi dari level desa.

“Dan itu belum termasuk (program) 81.000 koperasi, di situ kita hitung kita juga akan menciptakan setidaknya 15 lapangan kerja lagi,”

tambahnya.

Bagaimana Pandangan Lembaga Internasional?

Lembaga-lembaga dunia juga memandang positif, meski dengan angka yang lebih konservatif. IMF, dalam laporan Oktober lalu, menaikkan sedikit proyeksi pertumbuhan Indonesia menjadi 4,9 persen untuk 2025 dan 2026. Mereka menyebut revisi ini didasarkan pada anggaran terbaru dan kebijakan fiskal pemerintah.

Bank Dunia punya pandangan serupa. Dalam laporannya, mereka memproyeksikan pertumbuhan Indonesia di angka 4,8 persen untuk dua tahun yang sama. Carolyn Turk, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, menyoroti kekuatan kerangka kebijakan makroekonomi Indonesia yang berperan menarik investasi.

Jadi, meski angkanya berbeda-beda, nada dasarnya sama: optimis. Ekonomi Indonesia dilihat sedang berada di jalur yang tepat, dengan momentum yang perlu dijaga dan diperkuat pelaksanaan program-programnya. Tantangan global ada, tapi fondasi domestik dinilai cukup tangguh untuk menghadapinya.


Halaman:

Komentar