Di Balik Saham BUMI: Dua Konglomerat Besar dan Perjalanan Panjang Sang Raksasa Tambang

- Selasa, 09 Desember 2025 | 14:45 WIB
Di Balik Saham BUMI: Dua Konglomerat Besar dan Perjalanan Panjang Sang Raksasa Tambang

BUMI sudah go public sejak 1990. Kala itu, mereka melepas 10 juta saham dengan harga Rp4.500 per lembar, mengantongi dana segar Rp45 miliar. Kini, struktur kepemilikannya cukup kompleks.

Berdasarkan data per 28 November 2025, pemegang saham pengendali utama adalah Mach Energy (Hong Kong) Ltd. Mereka memegang 170 miliar saham, atau setara 45,78 persen dari total.

Berikut daftar lengkapnya:

Mach Energy (HK) Ltd: 170 miliar saham (45,78%) – pengendali
Treasure Global Investment: 30 miliar saham (8,08%)
HSBC Fund SVS A/C Chengdong Investment Corp: 26,78 miliar saham (7,21%)
UBS Switzerland AG-Client Asset: 18,92 miliar saham (5,10%)
Glas Trust (Singapore) Ltd: 7,71 miliar saham (2,08%)
PT Bakrie Capital: 4,39 miliar saham (1,18%) – pengendali
Masyarakat (non-warkat): 100 miliar saham (27%)

Jika dirunut, penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham ini adalah dua konglomerat besar: kelompok Bakrie dan Salim. Jadi, di balik nama-nama perusahaan itu, ada dua kekuatan bisnis yang sudah sangat dikenal.

Bagaimana kinerja sahamnya? Pada Selasa, 9 Desember 2025, BUMI dicatatkan diperdagangkan di sekitar Rp272 per saham. Yang menarik, dalam sepekan terakhir, harganya melonjak 11,48 persen. Sejak pertengahan November lalu, saham ini berhasil keluar dari zona Rp100-Rp150 dan bertengger di level Rp200-an.

Nah, itulah sekelumit cerita tentang siapa yang menguasai saham BUMI. Perjalanan panjang dari sebuah perusahaan yang berubah haluan, hingga akhirnya menjadi raksasa tambang dengan kepemilikan yang menarik untuk disimak.


Halaman:

Komentar