Kalau bicara soal saham BUMI, banyak yang penasaran: siapa sih yang pegang kendali perusahaan tambang raksasa ini? Ternyata, mayoritas saham PT Bumi Resources Tbk memang dipegang oleh sejumlah perusahaan, baik asing maupun domestik. Sementara itu, publik atau masyarakat punya porsi sekitar 27 persen. Itu gambaran besarnya.
BUMI sendiri sudah berdiri cukup lama, lho. Cikal bakalnya muncul sejak 1997. Awalnya, perusahaan ini fokus di sektor pariwisata dan perhotelan. Namun, setelah diakuisisi pada tahun yang sama, arah bisnisnya berubah total. Mereka banting setir ke bidang minyak, gas, dan tentu saja, pertambangan. Baru pada tahun 2000, nama Bumi Resources resmi digunakan.
Perjalanan ekspansinya cukup agresif. Di tahun 2001, BUMI mengakuisisi PT Arutmin Indonesia, yang kala itu produsen batu bara terbesar keempat di Indonesia. Tak berhenti di situ, tiga tahun kemudian giliran PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang dibeli. Meski begitu, ada fase di mana sebagian kepemilikan di Arutmin dan KPC sempat dilepas ke Tata Power asal India.
Lokasi operasinya tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Di sana, BUMI tak cuma menggali batu bara. Melalui anak usahanya, PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS), mereka juga menggarap komoditas mineral. Jadi, portofolionya cukup beragam.
Untuk urusan batu bara, BUMI mengandalkan beberapa anak usaha kunci. Ada PT Arutmin Indonesia (90% kepemilikan), KPC (51%), Pendopo Energi Batubara (84,54%), dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA). Dari situlah cadangan batu bara mereka bisa mencapai angka fantastis: sekitar 2,3 miliar metrik ton.
Lalu, kemana saja batu bara itu dijual? Pasar domestik masih menyerap yang terbesar, yaitu 30,4 persen. Di sisi lain, ekspor ke China menyumbang 28,1 persen, disusul India dengan 16,8 persen. Negara-negara lain seperti Jepang, Filipina, hingga Thailand juga jadi tujuan pasar mereka.
Sementara itu, lewat BRMS, BUMI punya tambang emas yang sudah berproduksi. Bahkan, salah satunya disebut menyimpan sumber daya hingga 4,5 juta ons emas. Ada juga proyek seng, timah hitam, dan tembaga yang masih dalam tahap konstruksi.
Artikel Terkait
Lazada Gelar Diskon Gila-gilaan hingga 95% di Ajang 12.12
KB Bank Salurkan Bantuan Rp 140 Miliar untuk Korban Banjir Sumatera
Ancol Bidik Rp1,1 Triliun di 2025, Meski Kinerja Kuartal III Lesu
Ketergantungan Bahan Baku Obat 85 Persen Impor, Kemenperin Soroti Potensi Alam Lokal