Analis dari Mandiri Sekuritas, Kresna Hutabarat, punya pandangan senada. Ia menyebut kenaikan margin itu ditopang oleh peningkatan yield aset dan perbaikan cost of fund yang turun ke level 4,2 persen.
“Komitmen kuat pemerintah di sektor perumahan yang tercermin dari 350 ribu kuota FLPP dan program KPP akan menjadi mesin yang mendongkrak pertumbuhan kredit BTN pada 2026 dibandingkan 2025,” papar Kresna dalam risetnya.
Dengan fundamental yang dinilai solid ditambah prospek rebound margin dan pertumbuhan kredit yang terjaga dua sekuritas ini sepakat memberi rekomendasi beli. Binaartha menargetkan harga saham BTN di Rp 1.345, yang berarti potensi kenaikan sekitar 13,5 persen. Sementara Mandiri Sekuritas sedikit lebih optimis, dengan target harga Rp 1.380 atau potensi apresiasi 16 persen dari harga pasar saat ini.
Semua ini tentu menjadi angin segar. Terutama dengan outlook penyaluran KPR, baik subsidi maupun non-subsidi, yang kian positif ke depan.
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.
Artikel Terkait
LPS Siap Jamin Polis Asuransi, Premi Diprediksi Bakal Melonjak
Vonisi ASDP: Ketika Kriminalisasi Mengancam Logika Bisnis
Tapak PLTN Masih Diperebutkan, Bapeten Ungkap Dua Wilayah Unggulan
OJK Batasi Kuota Besar, Investor Kecil Dapat Porsi Lebih Besar di IPO