"30 ribuan yang terdampak itu kan bisa karena jembatan putus, jalannya rusak," jelasnya saat berbincang di Jakarta Selatan, Jumat lalu.
Di sisi lain, Sudaryono mencoba melihat dari sudut pandang yang lebih luas. Dibandingkan total luas baku sawah nasional yang mencapai 7,3 juta hektare, angka kerusakan 4.500 hektare ini dinilainya masih relatif kecil. Artinya, dampaknya terhadap produktivitas dan stok pangan secara nasional diyakini tidak akan signifikan. Stok aman, setidaknya untuk saat ini.
Meski begitu, kerugian petani di daerah bencana tetaplah nyata. Kementan sendiri sebenarnya sudah menghitung besaran kerugiannya, tapi angka finalnya belum diterima Sudaryono. Yang jelas, banjir ini tak hanya merusak tanaman padi. Komoditas lain seperti jagung juga ikut terkena imbas.
Sebagai langkah tanggap, pemerintah melalui Kementan pun turun tangan. Bantuan benih pengganti serta alat mesin pertanian (alsintan) disiapkan secara gratis untuk dibagikan kepada para petani yang lahannya rusak. Upaya ini diharapkan bisa sedikit meringankan beban mereka dan memulihkan kembali aktivitas bertani di daerah yang terdampak.
Artikel Terkait
Wakaf untuk Aceh dan Sumatera: Dari Darurat Menuju Pemulihan Berkelanjutan
GenKBiz 2025 Guncang Bandung, Ratusan Startup Muda Berebut Panggung
IHSG Terseret ke Zona Merah, LQ45 Anjlok Lebih Dalam
23 Izin Tambang di Sumut Diperiksa Ulang Usai Banjir dan Longsor