"Volume transaksi SBN secara outright mencapai Rp15,4 triliun, turun dari Rp21,4 triliun pada hari sebelumnya," jelasnya.
Seri yang paling ramai diperdagangkan adalah FR0109 dan FR0090, dengan volume masing-masing Rp1,3 triliun dan Rp1,2 triliun. Untuk obligasi korporasi, volume tercatat Rp4,3 triliun.
Lalu, bagaimana dengan rupiah? Sayangnya, mata uang kita ikut terkena imbas. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 0,15 persen dari Rp16.628 menjadi Rp16.653 per dolar AS pada Kamis. Pergerakan ini, menurut Amir, turut menjadi perhatian serius para pelaku pasar obligasi.
Lantas, di tengah kondisi yang bergejolak ini, instrumen apa yang masih menarik? Amir punya beberapa rekomendasi.
"Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0068, FR0103, FR0075, FR0079, FR0083," kata Amir.
Jadi, pasar memang lagi tidak stabil. Volatilitas diprediksi masih akan berlanjut, dipicu sentimen global dan pergerakan rupiah. Investor tampaknya perlu lebih jeli dan sabar dalam membaca situasi.
Artikel Terkait
Deltras FC dan KemenUMKM Garap UMKM di Sekitar Gelora Delta
IHSG Mengakhiri Sesi Pagi dengan Sentuhan Hijau, Berbeda dari Tren Asia
Rel Srilelawangsa Kembali Beroperasi, Sinyal Positif Jelang Arus Mudik Nataru
Lonjakan Saham XL Axiata: Katalis dari Penjualan MORA atau Sinyal Teknikal?