Lilin: Dari Penerang Gelap ke Simbol Ketenteraman, Mengapa Tetap Laris Manis?

- Kamis, 04 Desember 2025 | 10:00 WIB
Lilin: Dari Penerang Gelap ke Simbol Ketenteraman, Mengapa Tetap Laris Manis?

Menyebut lilin sebagai barang kuno rasanya kurang tepat. Coba lihat sekeliling, benda ini masih ada di mana-mana. Berbeda dengan kaset musik, misalnya, yang benar-benar tersingkir oleh layanan streaming. Padahal, fungsi utamanya sebagai penerang sudah lama diambil alih lampu. Secara logika, ia memang teknologi usang. Tapi nyatanya, lilin justru makin laris. Apa rahasianya?

Jejak Panjang dari Bambu Berlemak

Perjalanan lilin ternyata sudah sangat lama, lebih dari lima milenium. Konon, awal mula penggunaannya dirintis oleh peradaban Mesir Kuno. Mereka membuat semacam obor primitif dengan merendam bambu dalam lelehan lemak hewan. Ribuan tahun kemudian, di Eropa Abad Pertengahan, masyarakat mulai beralih ke lilin lebah atau beeswax. Pilihannya masuk akal: lebih bersih, asapnya minim, dan aromanya harum.

Lompatan besar terjadi di abad ke-19. Para ilmuwan berhasil memurnikan minyak bumi dan menghasilkan parafin. Bahan ini langsung jadi primadona murah, putih bersih, dan gampang menyala. Namun, semua berubah ketika bola lampu ditemukan pada 1897. Sejak saat itu, peran lilin sebagai penyedia cahaya pelan-pelan memudar.

Kebangkitan yang Tak Terduga

Namun begitu, lilin justru menemukan momentum baru di abad ke-20. Produksi parafin yang melimpah sebagai hasil samping industri minyak turut mendorongnya. Yang menarik, popularitasnya melesat bukan untuk menerangi gelap, melainkan untuk mempercantik ruang dan menghibur hati. Lilin berubah jadi barang dekorasi dan hadiah yang bernilai. Inovasi pun merambah ke bentuk, ukuran, dan warnanya.

Fakta di pasar global cukup mencengangkan. Nilainya mencapai USD 14,06 miliar atau sekitar Rp234,1 triliun pada 2024. Bahkan, diproyeksikan melambung ke USD 20,10 miliar (sekitar Rp334,7 triliun) pada 2030. Di Indonesia sendiri, pertumbuhan impor lilin naik 6,66% dari 2023 ke 2024. Angka-angka ini jelas membuktikan: permintaannya tetap kuat, bahkan cenderung meningkat.


Halaman:

Komentar