Pasar Asia Bangkit, Tapi Waspada: Sinyal Jepang dan Kripto Anjlok Picu Keraguan

- Selasa, 02 Desember 2025 | 10:15 WIB
Pasar Asia Bangkit, Tapi Waspada: Sinyal Jepang dan Kripto Anjlok Picu Keraguan

“Beberapa bulan ke depan akan krusial, dan bahkan pelaku pasar yang paling optimistis tampaknya mulai bersiap untuk ‘berhibernasi’ sepanjang musim dingin.”

Gelombang sell-off ini berawal dari Jepang. Ekspektasi kenaikan suku bunga Bank of Japan melonjak setelah Gubernur Kazuo Ueda memberi sinyal bahwa pengetatan kebijakan moneter sudah di depan mata. Imbasnya, imbal hasil obligasi pemerintah Jepang (JGB) tenor 10 tahun naik 1,5 basis poin ke 1,88 persen posisi tertinggi dalam 17 tahun terakhir! Bahkan sempat melompat 6 basis poin lebih awal.

Reaksinya berantai. Khawatir kenaikan suku bunga akan menarik modal Jepang pulang kampung, investor global ramai-ramai melepas obligasi dari berbagai negara. Hal ini mendorong imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun naik 7,7 basis poin ke level 4,08 persen. Tekanan di pasar obligasi Jepang sendiri masih berlanjut, terutama jelang lelang obligasinya, setelah pekan-pekan penuh tekanan akibat kekhawatiran fiskal.

Di sisi lain, ada juga narasi yang berbeda soal mata uang. Sebagian investor mulai memprediksi pelemahan dolar AS yang bisa bertahan lebih lama. Alasannya, prospek pemotongan suku bunga di AS dianggap akan lebih cepat dan agresif dibandingkan negara maju lainnya.

Data ekonomi AS pada Senin kemarin seolah mendukung narasi itu. Sektor manufaktur mereka dilaporkan menyusut untuk bulan kesembilan berturut-turut di November. Data ini memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga Desember nanti. Tapi jangan salah, konsumen AS ternyata masih solid. Buktinya, transaksi belanja daring mencapai USD23,6 miliar, melampaui perkiraan banyak analis.

Sementara itu, kontrak berjangka S&P 500 bergerak stabil di awal perdagangan hari ini, mencoba mencari arah setelah koreksi di Wall Street semalam. Semuanya kini menunggu langkah The Fed dan BoJ berikutnya.


Halaman:

Komentar