Di sisi lain, performa operasional Primaya sendiri cukup solid. Sebagai operator jaringan rumah sakit, mereka punya portofolio fasilitas kesehatan yang tersebar di sejumlah kota besar. Ekspansi terus digenjot, mulai dari pembangunan RS baru hingga peningkatan kapasitas layanan spesialis. Layanan unggulannya, seperti ibu dan anak serta perawatan intensif, menjadi fokus utama.
Lalu, bagaimana kinerja keuangannya? Hingga kuartal III-2025, pendapatan perseroan tercatat Rp1,75 triliun. Angka ini menunjukkan kenaikan jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,55 triliun.
Namun begitu, ada catatan di bagian laba bersih. Angkanya justru turun, dari sebelumnya Rp216,7 miliar menjadi Rp163,2 miliar. Meski begitu, dari sisi profitabilitas, kondisi PRAY terbilang sehat. Margin laba kotornya berada di 28,1 persen, sementara margin EBITDA bertahan di level 21,9 persen. Untuk margin laba bersih, angkanya adalah 9,3 persen.
Jadi, meski laba bersihnya merosot, fundamental perusahaan masih menunjukkan daya tahan yang cukup baik.
Artikel Terkait
KB Bank Ganti Aset Macet dengan Sukuk, Genjot Fondasi Bisnis
IHSG Diprediksi Bangkit, Ini Enam Rekomendasi Saham Pilihan
Harga Emas Antam Merosot, Sementara Galeri24 Justru Melonjak
Target 2028: Ibu Kota Baru Indonesia Mulai Berdenyut