Dampaknya langsung terasa. Probabilitas pemangkasan suku bunga Desember melonjak drastis menjadi sekitar 69 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding posisi sepekan sebelumnya yang hanya 44 persen, menurut pantauan CME FedWatch Tool.
Prospek suku bunga yang lebih rendah ini benar-benar menjadi katalis positif bagi pasar. Apalagi belakangan, pasar sempat terbebani oleh valuasi saham teknologi yang dinilai sudah terlalu mahal, memicu aksi ambil untung dalam beberapa pekan terakhir.
Di sisi lain, para pelaku pasar juga sedang menanti-nanti. Mereka menunggu rilis sejumlah data ekonomi penting yang sempat tertunda karena shutdown pemerintah AS.
Selasa besok akan menjadi hari yang sibuk dengan dirilisnya data inflasi produsen, penjualan ritel, dan produksi industri untuk September. Tak ketinggalan, data PDB kuartal III akan menyusul pada Rabu (26/11/2025). Data-data inilah yang nantinya akan menjadi penentu arah pasar selanjutnya.
Artikel Terkait
BRMS Pacu Proyek Emas dan Tembaga dengan Suntikan Dana Rp10,3 Triliun
Sisik Ikan Terbuang Disulap Jadi Emas Cair, Raup Ratusan Juta dan Berdayakan Warga Pesisir
NSSS Bantah Keras Isu Akuisisi Anak Usaha oleh Widodo Makmur Unggas
Bea Cukai Gagalkan Ekspor Fiktif, dari Dokumen Rokok hingga Muatan Air Mineral