Pasar Komoditas Merah, Minyak Anjlok Dihantui Isu Perdamaian Rusia-Ukraina

- Senin, 24 November 2025 | 08:00 WIB
Pasar Komoditas Merah, Minyak Anjlok Dihantui Isu Perdamaian Rusia-Ukraina

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, secara terbuka memperingatkan bahwa negaranya bisa kehilangan martabat dan kebebasannya bahkan dukungan dari Washington jika menerima begitu saja rencana perdamaian yang diusulkan AS. Presiden AS Donald Trump sebelumnya memberi sinyal bahwa Kyiv harus menerima proposal itu dalam waktu seminggu.

Dari sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa proposal damai dari AS bisa dijadikan dasar penyelesaian. Tapi dia juga memberi ancaman terselubung: jika Kyiv menolak, serangan Rusia akan berlanjut lebih jauh. Sebuah kesepakatan damai jelas akan membuka keran ekspor bahan bakar Rusia yang lebih deras. Perlu diingat, berdasarkan data energi federal AS, Rusia adalah produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah AS pada tahun 2024.

Sementara minyak terpuruk, batu bara justru menunjukkan ketahanannya. Harganya tetap stabil di angka USD 111 per ton, menurut pantauan di tradingeconomics. Posisinya tak bergerak signifikan di tengah pelemahan komoditas lainnya.

Nasib kurang beruntung dialami oleh minyak kelapa sawit atau CPO. Harganya anjlok cukup tajam, turun 2,07 persen menjadi MYR 4.069 per ton berdasarkan data Barchart.

Nikel dan timah juga ikut-ikutan melemah. Harga nikel di London Metal Exchange (LME) turun 0,32 persen menjadi USD 14.455 per ton. Sedangkan timah merosot 0,47 persen, bertengger di USD 36.895 per ton. Pekan lalu benar-benar menjadi hari-hari yang berat bagi para pemain komoditas.


Halaman:

Komentar