Lantas, kenapa maskapai sekelas SQ tertarik? Rupanya, ini bagian dari komitmen mereka terhadap energi berkelanjutan. "SQ ingin mendeklarasikan diri sebagai maskapai yang berwawasan lingkungan. Mereka berencana agar satu persen avtur yang digunakan berbahan baku bio, dan salah satu bahannya ya minyak jelantah ini," papar Dadan lebih lanjut.
Dengan jumlah SPPG yang mencapai 30 ribu unit, potensi pasokan minyak jelantah ini benar-benar besar. Coba bayangkan. Jika setiap SPPG menghasilkan sekitar 550 liter minyak jelantah per bulan, maka totalnya bisa mencapai jutaan liter. Angka yang fantastis untuk dijadikan bahan baku bioavtur.
"Coba hitung saja, 30 ribu SPPG dikali 550 liter. Berapa juta liter yang bisa kita dapatkan setiap bulannya?" ucapnya. Potensi yang tadinya terbuang, kini justru bisa menyokong langkah menuju energi yang lebih hijau.
Artikel Terkait
BRI Gelar Bazaar Kuliner UMKM 2025, Pacu Pasar di Medan
IHSG Sentuh Rekor Bersejarah Meski Ditutup Tipis di Zona Hijau
Penerimaan Pajak Tersendat, Baru Tembus 70 Persen di Akhir Oktober
IHSG Mantap di 8.419 Meski Rupiah Tersungkur ke Rp16.736