Astronaut China Bikin Sejarah: Barbeku Pertama di Luar Angkasa Berhasil Dimasak

- Jumat, 07 November 2025 | 09:18 WIB
Astronaut China Bikin Sejarah: Barbeku Pertama di Luar Angkasa Berhasil Dimasak

Penggunaan api di luar angkasa bukanlah hal yang sepele dan bisa sangat berbahaya. Tanpa gravitasi, deteksi dan penanganan kebakaran di ruang hampa menjadi jauh lebih kompleks. Guillaume Legros, ilmuwan dari Institut Combustion Prancis, menambahkan bahwa asap di pesawat luar angkasa tidak mengalir seperti di Bumi, melainkan mengikuti aliran udara dari sistem ventilasi, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk terdeteksi.

Evolusi Makanan Luar Angkasa: Dari Pasta dalam Tabung hingga Barbeku

Persoalan makanan selalu menjadi tantangan besar sejak era penerbangan antariksa dimulai. Yuri Gagarin, manusia pertama di luar angkasa, menjadi orang pertama yang makan di sana dengan mengonsumsi pasta daging sapi dan hati dari tabung logam.

John Glenn, astronaut pertama Amerika Serikat yang makan di orbit Bumi, juga mengalami hal serupa. Pada era itu, makanan sangat terbatas berupa potongan kecil cemilan, bubuk kering beku, dan cairan kental dalam tabung aluminium. Makanan tersebut sering dianggap tidak enak, sulit dihidrasi, dan berisiko karena remahannya dapat melayang dan mengganggu peralatan.

Seiring waktu, makanan luar angkasa berkembang pesat. Misi Gemini memperkenalkan makanan kering berlapis gel, sementara program Apollo memiliki makanan yang bisa dimakan langsung dari kantong dengan sendok. NASA bahkan pernah mencoba membuat sandwich di luar angkasa, namun gagal karena roti cepat basi dan remahannya berisiko.

Dengan dibangunnya stasiun luar angkasa seperti Skylab dan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), kualitas makanan semakin membaik dengan adanya freezer, alat pemanas, dan dapur mini. Namun, kemampuan untuk memasak makanan secara langsung dan nyata seperti barbeku di stasiun Tiangong menandai sebuah lompatan besar dalam sejarah kehidupan di luar angkasa.


Halaman:

Komentar