Eksperimen yang Tak Murah, Tapi Diyakini Menguntungkan
Kembali ke urusan bisnis, Jim mengakui bahwa membuka toko bergaya lifestyle di mal premium jelas bukan investasi kecil. Biaya sewa dan deposit yang tinggi sering jadi momok, bahkan membuat banyak pemain ritel ponsel ragu-ragu.
Jim bercerita tentang percakapannya dengan seorang rekan pemilik toko ponsel.
Menyadari keraguan itu, Oppo memutuskan untuk memulai sendiri. Mereka menjadikan toko flagship milik perusahaan sebagai percontohan, sebelum akhirnya mengajak dealer lain untuk ikut masuk ke mal.
Meski biayanya besar, Jim yakin ada keuntungan yang sepadan. Salah satunya adalah kualitas pembeli yang berbeda.
Perubahan tak hanya pada tempat penjualan. Oppo juga mendobrak kebiasaan lama di layanan purna jual. Jim mengkritik praktik yang selama ini menempatkan pusat servis di lokasi yang terpencil atau kurang layak.
Mereka ingin mengubah stigma itu. Kini, area servis ditempatkan di lokasi yang nyaman di dalam mal, menyatu dengan area penjualan. Harapannya sederhana: konsumen merasa dihargai, baik saat membeli produk baru maupun saat memperbaiki perangkat lamanya.
Artikel Terkait
Spons Bola Maut: Penemuan Mengerikan dari Kedalaman Antarktika
Clair Obscur: Ekspedisi Fantasi yang Menyapu Bersih Panggung The Game Awards
Kunci Sukses Konten Era AI: Bukan Cuma Teknologi, Tapi Cara Anda Memberi Perintah
X Akhirnya Tuntaskan Denda Rp80 Juta Atas Keterlambatan Moderasi Konten Pornografi