Di sisi lain, performa saham IBM justru menunjukkan tren positif sepanjang tahun. Investor tampaknya sangat optimis dengan pergerakan perusahaan, terutama di divisi software. Bisnis ini makin kuat setelah mereka mengakuisisi Red Hat dan HashiCorp, yang memberi angin segar bagi pertumbuhan pendapatan.
Dorongan untuk menjadikan peranti lunak sebagai unit terbesar di tubuh IBM memang gencar digaungkan oleh sang CEO, Arvind Krishna. Fokus ini dinilai penting, terlebih di saat bisnis konsultasi mereka tengah menghadapi tekanan berat akibat kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.
Dengan total tenaga kerja sekitar 270.000 orang di akhir 2024, gelombang PHK ini tentu akan menyisakan dampak. Pekerja di Amerika Serikat kemungkinan akan ikut terdampak, meskipun juru bicara perusahaan memastikan bahwa jumlah tenaga kerja di sana diperkirakan tetap stabil sepanjang tahun.
Artikel Terkait
Geliat Tsinghua University Guncang Hegemoni AS di Kancah Kecerdasan Buatan
NeutraDC dan AMD Gabungkan Kekuatan untuk Pacu Laju AI di Asia Tenggara
Kolaborasi vivo dan ZEISS Hadir di X300, Bawa Kamera 200 MP dan Kit Fotografi Eksklusif
Di Balik Layar: Oppo Bongkar Rahasia Uji Ketahanan Ekstrem Ponselnya