Proyeksi Waktu dan Perbandingan dengan Emiten Unggas
Di balik besarnya nilai investasi, para analis menilai bahwa implementasi proyek peternakan ayam ini tidak akan memberikan dampak langsung dalam waktu dekat. Diperkirakan diperlukan waktu setidaknya sekitar dua tahun, ditambah dengan eksekusi yang kuat dan terencana, untuk dapat menyalurkan dan mengelola dana sebesar Rp20 triliun tersebut secara efektif.
Sebagai perbandingan, tiga emiten utama sektor unggas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia—yaitu Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), dan Malindo Feedmill (MAIN)—secara keseluruhan hanya mengeluarkan belanja modal kumulatif sekitar Rp19,6 triliun dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2020-2024). Angka ini justru lebih kecil dibandingkan dengan nilai investasi tunggal yang direncanakan oleh Danantara.
Rencana Implementasi dan Kebutuhan Program MBG
Rencananya, BPI Danantara akan mulai mendanai proyek peternakan ayam terintegrasi senilai Rp20 triliun ini bersama dengan Kementerian Pertanian, dengan jadwal mulai pada Januari 2026. Proyek ambisius ini akan memfokuskan pengembangannya di daerah-daerah yang selama ini mengalami kekurangan pasokan ayam dan telur.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sendiri diproyeksikan akan membutuhkan pasokan yang sangat besar, yaitu sekitar 700 ribu ton telur dan 1,1 juta ton daging ayam. Kebutuhan ini setara dengan tiga kali lipat dari proyeksi permintaan daging ayam pada tahun fiskal 2026 yang diperkirakan sekitar 365 juta kilogram, dengan asumsi bahwa program MBG telah berjalan penuh sejak awal tahun.
Artikel Terkait
NewJeans Lanjut Kontrak dengan ADOR: Kelima Member Tetap Solid Setelah Sengketa Hukum
KPK Selidiki Dugaan Korupsi di BPKH: Fokus pada Akomodasi & Pengiriman Baru Haji
Sejarah Pelabuhan Gresik: Pusat Perdagangan Nusantara yang Terlupakan & Kisahnya
Bulan Fintech Nasional 2025: Percepat Transformasi Digital & Inklusi Keuangan di Indonesia